Jakarta, IDN Times - Indonesia bersama negara-negara ASEAN bakal duduk bareng untuk mencermati risiko yang dapat ditimbulkan dari keberadaan kripto dan uang digital (digital currency).
Indonesia menilai perlu ada kesamaan pandangan dalam melihat keberadaan aset digital tersebut, di samping manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan kripto dan uang digital.
Hal itu akan dibahas dalam agenda pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN, Wakil Menteri Keuangan dan Deputi Bank Sentral ASEAN di Bali yang akan berlangsung pada 28-31 Maret 2023.
"Kita di ASEAN ini tentunya membahas masalah kripto ini. Tentunya kembali ke masing-masing negara, tapi kita punya pemahaman nanti apa impact yang harus kita lihat dan antisipasi," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam media briefing di Kabupaten Badung, Bali, Senin (27/3/2023) malam.