Ilustrasi. unsplash.com/Kon Karampelas
Keinginan Microsoft untuk mengakuisisi TikTok di Amerika Serikat ditegaskan oleh perusahaan yang didirikan Bill Gates itu pada akhir pekan kemarin. Bahkan, pertemuan antara CEO Microsoft Satya Nadella dan Presiden Donald Trump diyakini banyak pihak mampu membuat Gedung Putih batal memblokir TikTok.
Trump sendiri sebelumnya mengaku khawatir dengan keamanan data pengguna, memberikan tenggat waktu 45 hari kepada Microsoft untuk bernegosiasi dengan ByteDance. Akan tetapi, Zhang menegaskan dalam suratnya bahwa belum ada keputusan akhir apa pun terkait ini.
"Kami tidak setuju dengan keputusan [menjual bisnis TikTok di Amerika Serikat], sebab kami selalu patuh dalam melindungi data pengguna dan menjaga netralitas serta transparansi platform," kata Zhang.
"Kami belum mencapai solusi akhir. Namun, mempertimbangkan situasi internasional saat ini, kami harus menghadapi perintah eksekutif Presiden Amerika Serikat yang ingin memblokir TikTok dan keputusan Komite Investasi Asing Amerika Serikat (CFIUS), sementara kami takkan menyerah pada kemungkinan apa pun," lanjutnya lagi
Kepada Fox News, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengklaim pemerintah menemukan bukti bahwa TikTok termasuk salah satu aplikasi yang memberikan data secara langsung kepada Partai Komunis di Tiongkok.
Karena itu, lanjutnya, pemerintah akan mengambil langkah-langkah dengan mempertimbangkan serangkaian risiko keamanan nasional secara luas yang ditimbulkan oleh perangkat lunak yang terhubung ke Partai Komunis tersebut.