Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyebutkan sejumlah sentimen negatif yang menekan rupiah pagi ini, termasuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Christopher Waller, yang menyarankan untuk tidak terburu-buru dan agresif dalam pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini.
“Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini,” kata dia.
Indeks dolar AS dan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menjadi indikator yang diperhatikan, sementara ekspektasi pasar terkait pemangkasan suku bunga masih bergantung pada perkembangan data ekonomi AS, termasuk data penjualan ritel yang akan dirilis malam ini.
Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong juga sependapat. Menurutnya, rupiah kemungkinan akan mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Hal ini diprediksi terjadi karena dolar AS menguat, dan imbal hasil obligasi AS naik setelah pernyataan hawkish dari Waller.