Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah didorong oleh beberapa faktor kunci.
Pertama, pelaku pasar cenderung memilih dolar AS karena Federal Reserve (the Fed) memberikan sinyal hawkish. Para pejabat the Fed juga menandai kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut jika inflasi stabil.
Selain itu, revisi data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal pertama diharapkan menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat, memberi the Fed ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi. Fokus minggu ini adalah data indeks harga PCE, ukuran inflasi pilihan the Fed, yang diperkirakan akan menunjukkan inflasi tetap stabil hingga April.
“Sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback (dolar AS) akibat serangkaian sinyal hawkish dari Federal Reserve,” tutur Ibrahim.
Di samping itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah memengaruhi pasar. Pasukan Israel menguasai zona penyangga di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, meningkatkan ketegangan. Meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional, Israel terus melakukan serangan di Rafah, tempat setengah dari penduduk Gaza sebelumnya mengungsi.