Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh data pasar tenaga kerja AS kembali menunjukkan kondisi mengetat menyusul rilis indikator-indikator utama pasar tenaga kerja, termasuk tingkat pengangguran dan Non-Farm Payrolls (NFP).
"Tingkat pengangguran AS secara tak terduga turun menjadi 4,1 persen dari 4,2 persen pada bulan sebelumnya. Sementara itu, NFP meningkat sebesar 254 ribu, melampaui ekspektasi konsensus, yang telah memperkirakan peningkatan hanya sebesar 150 ribu," jelasnya.
Angka NFP bulan sebelumnya juga direvisi naik menjadi 159 ribu. Pengetatan pasar tenaga kerja ini kemudian menurunkan ekspektasi investor terhadap pemotongan FFR dari 75bps menjadi 50 basis poin (bps) untuk sisa tahun 2024.
Pergeseran ekspektasi tersebut mendorong peningkatan permintaan global terhadap dolar AS, sehingga secara umum menguat. US Dollar Index naik sebesar 0,52 persen menjadi 102,52 pada hari Jumat. Selain itu, yield UST 10-tahun naik sepanjang hari, ditutup 12bps lebih tinggi pada 3,97 persen.