Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kurs rupiah terhadap dolar (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Kurs rupiah terhadap dolar (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Intinya sih...

  • Mayoritas mata uang di Asia menguat: Rupiah tidak menguat sendirian karena hampir semua uang di kawasan Asia ikut menguat terhadap dolar AS.

  • Dolar AS diproyeksikan lanjutkan pelemahan: Dolar AS diperkirakan masih akan melanjutkan tren pelemahannya dalam waktu dekat, dengan tekanan terhadap rupiah yang tetap tinggi.

  • Rupiah akan tertekan karena kebijakan fiskal dan moneter ekspansif: Kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif dari pemerintah cenderung menekan rupiah, ditambah dengan kekhawatiran defisit melebar dari kebijakan ini dan mandat BI yang diperluas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu (1/10/2025). Rupiah menguat ke level Rp16.635 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda menguat 30 poin atau 0,15 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

1. Mayoritas mata uang di Asia menguat

Rupiah tidak menguat sendirian karena hampir semua uang di kawasan Asia ikut menguat terhadap dolar AS, beberapa di antaranya:

  • Bath Thailand menguat 0,37 persen 

  • Yuan China menguat 0,01 persen

  • Rupee India menguat 0,10 persen

  • Pesso Filipina menguat 0,08 persen

  • Won Korea menguat 0,05 persen

  • Dolar Taiwan menguat 0,04 persen

  • Dolar Singapura menguat 0,16 persen

  • Dolar Hongkong menguat 0,01 persen

  • Yen Jepang menguat 0,56 persen

2. Dolar AS diproyeksikan lanjutkan pelemahan

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong memproyeksikan dolar AS diperkirakan masih akan melanjutkan tren pelemahannya dalam waktu dekat. Namun, tekanan terhadap rupiah dinilai tetap tinggi.

Dengan masih adanya tekanan tersebut, rupiah diperkirakan tidak akan mampu memanfaatkan pelemahan dolar AS secara optimal.

3. Rupiah akan tertekan karena kebijakan fiskal dan moneter ekspansif

Menurut Lukman, rupiah tidak akan terlalu memanfaatkan pelemahan ini karena kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif dari pemerintah yang cenderung menekan rupiah.

"Ditambah lagi kekhawatiran defisit melebar dari kebijakan ini dan mandat BI yang diperluas. Jadi sentimen domestik masih lemah. Menkeu dan BI akan terus aktif menstabilkan rupiah, namun rupiah diperkirakan tidak akan menguat jauh, sekitar Rp16.300-Rp16.500 per dolar AS ," tuturnya.

Editorial Team