Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot melemah hingga akhir perdagangan hari ini, Senin (13/5/2024). Mata uang garuda ditutup pada level Rp16,081 per dolar AS. 

Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 34 poin atau  0,21 persen dibandingkan penutupan pada Rabu pekan lalu yang berada di level Rp16.047 per dolar AS. 

1. Sejumlah mata uang kompak melemah

Sejumlah mata uang di kawasan Asia hingga pukul 15.00 WIB menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. Bila dirinci, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia ditutup pada level 0,76 persen. 

Kemudian rupee India melemah 0,04 persen, selanjutnya ringgit Malaysia melemah 0,08 persen, yuan China lesu di level 0,11 persen, bath Thailand melemah 0,12 persen. 

Begitu pula dengan yen Jepang melemah 0,05 persen, sedangkan mata uang dolar Hongkong menjadi satu-satunya mata uang yang menguat 0,01 persen. Dolar Singapura menguat 0,02 persen dan dolar Taiwan menguat 0,01 persen. 

2. Dolar melemah karena menantikan data inflasi AS

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, laju rupiah mungkin masih akan berkonsolidasi dan berpotensi tertekan terhadap dollar AS hari ini.

"Karena pelaku pasar menantikan data penting inflasi konsumen dan produsen AS yang akan dirilis pekan ini," ucap Ariston.

3. Sikap The Fed belum yakin 100 persen pangkas suku bunga acuan

Meski pasar meyakini the Fed tidak akan menaikan suku bunga acuannya tahun ini, tetapi the Fed juga tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuannya.

Menurut Ariston, pelaku pasar terpaksa harus melihat data-data ekonomi dan pernyataan pejabat Bank Sentral baru untuk menguatkan ekspektasi mengenai masa depan suku bunga acuan AS ini.

"Sikap the Fed yang masih belum yakin 100 persen untuk memangkas suku bunganya menyebabkan dollar AS masih berpotensi menguat terhadap nilai tukar lainnya, apalagi bila data AS masih menunjukkan hasil yang bagus," ucap Ariston.

Editorial Team