Awal Pekan, Rupiah Lesu di Level Rp16.077 per Dolar AS

Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah di pasar spot melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (13/5/2024). Pukul 09.12 WIB, rupiah berada di level Rp16.077 per dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,19 persen dibanding perdagangan sebelumnya yang ada di Rp16.047 per dolar AS.
1. Mata uang di kawasan Asia kompak melemah
Di kawasan Asia, seluruh mata uang kompak melemah terhadap dolar AS pagi ini.
Pesso Filipina mencatat pelemahan terdalam yakni 0,41 persen, disusul rupiah yang melemah 0,19 persen, ringgit Malaysia melemah 0,14 persen, won Korea melemah 0,13 persen, dolar Taiwan melemah 0,10 persen.
Selain itu, Yuan China melemah 0,09 persen, baht Thailand melemah 0,07 persen, yen Jepang melemah 0,04 persen, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dan dolar Singapura melemah 0,01 persen terhadap dolar AS.
2. Rupiah berpotensi tertekan seharian
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, laju rupiah mungkin masih akan berkonsolidasi dan berpotensi tertekan terhadap dollar AS hari ini.
"Karena pelaku pasar menantikan data penting inflasi konsumen dan produsen AS yang akan dirilis pekan ini," ucap Ariston.
Menurut Ariston, pagi ini indeks dollar AS terlihat sedikit menguat dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
"Rupiah mungkin bisa sedikit melemah terhadap dollar AS hari ini. Potensi pelemahan mungkin ke arah Rp16.080 per dolar AS dengan support di kisaran Rp16.000 per dolar AS," jelasnya.
3. The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan tahun ini
Meski pasar meyakini the Fed tidak akan menaikan suku bunga acuannya tahun ini, tetapi the Fed juga tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuannya.
Menurut Ariston, pelaku pasar terpaksa harus melihat data-data ekonomi dan pernyataan pejabat Bank Sentral baru untuk menguatkan ekspektasi mengenai masa depan suku bunga acuan AS ini.
"Sikap the Fed yang masih belum yakin 100 persen untuk memangkas suku bunganya menyebabkan dollar AS masih berpotensi menguat terhadap nilai tukar lainnya, apalagi bila data AS masih menunjukkan hasil yang bagus," ucap Ariston.