Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Intinya sih...

  • Mata uang di Asia bergerak variatif, dengan beberapa mata uang melemah dan menguat

  • Suku bunga acuan The Fed berpotensi dipangkas, memberikan angin segar bagi mata uang emerging markets, termasuk rupiah

  • Rupiah menguat dorong aliran modal asing masuk, sentimen pasar positif terhadap aset berisiko juga menjadi faktor pendukung penguatan rupiah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - anilai tukar atau kurs rupiah ditutup perkasa pada akhir perdagangan, Kamis (14/8/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat ke level Rp16.115 per dolar AS.

Rupiah tercatat menguat 87 poin atau 0,54 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

1. Mata uang di Asia bergerak variatif

Lebih rinci, mata uang di Asia bergerak variatif dengan rincian:

  • Bath Thailand melemah 0,18 persen

  • Ringgit Malaysia melemah 0,16 persen

  • Yuan China menguat 0,06 persen

  • Rupee India melemah 0,15 persen

  • Peso Filipina melemah 0,31 persen

  • Won Korea melemah 0,57 persen

  • Dolar Singapura melemah 0,08 persen

2. Suku bunga acuan The Fed berpotensi dipangkas

Pengamat pasar uang Lukman Leong mengatakan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Tekanan terhadap dolar AS semakin meningkat seiring prospek penurunan suku bunga acuan bank sentral AS. Hal ini memberikan angin segar bagi mata uang emerging markets, termasuk rupiah.

"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang masih terus melemah oleh meningkatnya tekanan pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September," ujar Lukman.

3. Rupiah menguat dorong aliran modal asing masuk

Lukman menambahkan, sentimen pasar yang cenderung positif terhadap aset berisiko (risk-on).

Kemudian masuknya aliran dana asing (capital inflow) juga menjadi faktor pendukung penguatan rupiah dalam waktu dekat.

Editorial Team