Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Ketegangan geopolitik mempengaruhi pasar keuangan

  • Sinyal hati-hati dari The Fed dalam mengendalikan inflasi

  • Proyeksi perdagangan rupiah pada Kamis masih fluktuatif

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (24/9/2025). Rupiah menutup hari di level Rp16.684,5 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan, rupiah menguat 3 poin atau 0,02 persen dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.687,5.

Rupiah sempat dibuka melemah di level Rp16.678,5 pada awal perdagangan. Hingga pukul 09.04 WIB, rupiah berada di Rp16.699, melemah 11,50 poin atau 0,07 persen. Bahkan sempat menyentuh Rp16.706 pada pukul 09.13 WIB.

1. Ketegangan geopolitik bikin pasar waspada

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan, ketegangan geopolitik menjadi salah satu faktor yang mendukung sentimen risiko di pasar keuangan.

Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya di Majelis Umum PBB menegaskan negara-negara NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia jika melanggar wilayah udara aliansi. Dia juga menyebut Ukraina berpeluang merebut kembali seluruh wilayahnya dari Rusia.

Pernyataan tersebut dianggap sebagai perubahan tajam dalam sikap AS dan dinilai meningkatkan risiko sanksi lebih lanjut terhadap ekspor energi Rusia. Hal itu bisa memperketat pasokan energi global. Selain itu, laporan Bloomberg menyebut pemerintah Rusia tengah mempertimbangkan pembatasan ekspor diesel dari beberapa perusahaan menyusul serangan drone Ukraina terhadap fasilitas energi di negara tersebut.

"Ketegangan geopolitik semakin mendukung sentimen seputar risiko pasokan yang lebih ketat," kata Ibrahim.

2. Sinyal hati-hati dari The Fed

Pasar masih mencermati arah langkah Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Ketua The Fed Jerome Powell menekankan pihaknya menghadapi dilema besar dalam menjaga keseimbangan antara menekan inflasi dan risiko terhadap lapangan kerja. Powell menyebut tidak ada jalur bebas risiko ketika The Fed berusaha mengendalikan inflasi yang masih tinggi, sementara pertumbuhan pekerjaan mulai melemah.

Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee juga menyampaikan bank sentral memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga jika inflasi terus menurun. Namun, dia mengingatkan langkah tersebut tidak dilakukan secara agresif karena inflasi masih berisiko naik kembali.

"Pasar memperkirakan dua penurunan suku bunga lagi tahun ini, sejalan dengan arahan bank sentral," tuturnya.

Meski begitu, Powell enggan memberi sinyal yang jelas mengenai waktu pelaksanaan pemangkasan berikutnya. Hal itu membuat pelaku pasar ragu soal arah kebijakan moneter AS di masa depan.

3. Proyeksi perdagangan rupiah pada Kamis

Menutup perdagangan Rabu, rupiah tercatat menguat tipis 3 poin ke posisi Rp16.684, setelah sebelumnya sempat terapresiasi hingga 30 poin dari penutupan Selasa (23/9) di Rp16.687 per dolar AS.

Untuk perdagangan Kamis (25/9), Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan bergerak fluktuatif dengan kisaran Rp16.680 hingga Rp16.730 per dolar AS, seiring tekanan eksternal dari geopolitik global dan arah kebijakan The Fed.

Editorial Team