Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Rupiah melemah terhadap dolar AS

  • Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan AS mempengaruhi pelemahan rupiah

  • Pasar juga mencermati agenda data ekonomi AS yang padat pada 23 Desember

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (22/12/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.777 per dolar AS, melemah 27 poin atau 0,16 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.750 per dolar AS.

1. Pelemahan rupiah dipengaruhi ketegangan Timur Tengah

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan pelemahan rupiah tidak lepas dari meningkatnya kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah.

Dia menjelaskan, laporan akhir pekan yang menyebut Israel berencana memberi pengarahan kepada AS terkait potensi serangan baru terhadap Iran turut mendorong kenaikan harga minyak.

Menurut Ibrahim, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump pada akhir Desember. Pertemuan tersebut diperkirakan membahas langkah lanjutan terhadap Iran, menyusul kekhawatiran terkait rudal balistik dan program nuklir Teheran.

"Ketegangan yang kembali meningkat di Timur Tengah dapat mengganggu beberapa produksi minyak di wilayah tersebut, meskipun masih belum jelas apakah rencana untuk tindakan lebih lanjut terhadap Iran akan dilanjutkan," tuturnya.

Dia menambahkan, ketidakpastian geopolitik global juga meningkat setelah laporan menyebut AS bersiap menaiki kapal tanker ketiga di lepas pantai Venezuela. Pemerintahan AS di bawah Trump memperketat pengawasan terhadap Venezuela dengan tuduhan penggunaan pendapatan minyak untuk pendanaan narkoba dan imigrasi ilegal.

"Trump pekan lalu memerintahkan blokade kapal tanker minyak yang dikenai sanksi yang bepergian ke dan dari negara itu, dan juga telah meningkatkan kemungkinan kampanye darat terhadap negara Amerika Selatan tersebut," kata dia.

2. Agenda data ekonomi AS jadi sorotan pasar

Selain faktor geopolitik, Ibrahim menilai pasar juga mencermati agenda ekonomi AS yang padat pada 23 Desember, meski pekan perdagangan lebih singkat akibat libur Natal.

Pelaku pasar akan mencerna sejumlah data penting, mulai dari rata-rata empat minggu Perubahan Ketenagakerjaan ADP, yakni indikator kondisi pasar tenaga kerja sektor swasta, hingga angka pertumbuhan ekonomi kuartal III.

Selain itu, pasar juga menunggu Pesanan Barang Tahan Lama Oktober serta Produksi Industri Oktober dan November, yang mencerminkan aktivitas manufaktur dan daya tahan ekonomi AS.

3. Rupiah ditutup melemah 27 poin

Pada perdagangan sore, rupiah berakhir melemah 27 poin ke level Rp16.777 per dolar AS setelah sebelumnya sempat tertekan hingga 40 poin.

Untuk perdagangan Selasa (23/12/2025), Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif dengan kecenderungan ditutup melemah di rentang Rp16.770-Rp16.810 per dolar AS.

Editorial Team