Di sisi lain, pasar masih mengkhawatirkan dampak dari kebijakan tarif Trump. Namun, ada kabar baik dari Gedung Putih pemerintah AS akan menurunkan tensi perang tarif dengan China.
Kabar ini disambut positif pasar, dan membuat indeks saham Asia terlihat bergerak positif.
"Rupiah pun bisa bergerak menguat terhadap dolar AS, meskipun risiko pelemahan masih terbuka. Kita lihat sewaktu dolar melemah pada Senin, nilai tukar rupiah hanya menguat 30 poin," ujar Ariston.
Dengan demikian, pasar masih belum yakin kondisi perekonomian akan baik-baik saja dengan kebijakan tarik-ulur tarif Trump.
"Potensi penguatan ke arah Rp16.800 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp16.880 per dolar AS," ujar Ariston.