Prabowo Tunggu Laporan Airlangga Hasil Negosiasi Tarif Trump

- Presiden Prabowo menunggu laporan dari Airlangga Hartarto terkait negosiasi tarif impor dengan AS.
- Indonesia dan AS sepakat menyelesaikan perundingan dalam waktu 60 hari, dengan Indonesia menawarkan peningkatan impor energi dan produk agrikultur dari AS.
- Indonesia juga berkomitmen memfasilitasi perusahaan asal AS yang beroperasi di Indonesia, serta mendorong penguatan kerja sama di berbagai sektor.
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menunggu laporan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto terkait negosiasi tarif impor yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
"Ini saya belum ketemu Pak Airlangga, saya gak tahu jam berapa dia datang, saya nunggu laporan beliau," ujar Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/4/2025).
1. Indonesia-AS sepakat selesaikan nnegosisasi tarif balasan dalam 60 hari

Sebelumnya, Airlangga menyatakan bahwa Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyelesaikan negosiasi terkait penerapan tarif balasan (resiprokal) dalam waktu dua bulan ke depan. Dalam perundingan tersebut, Indonesia menawarkan sejumlah solusi agar hubungan perdagangan kedua negara tetap berimbang dan tidak memberatkan salah satu pihak.
“Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari. Kerangka acuannya telah disepakati, termasuk ruang lingkupnya yang meliputi kemitraan perdagangan dan investasi, kerja sama dalam pengelolaan mineral penting, serta penguatan keandalan koridor rantai pasok yang memiliki resiliensi tinggi,” ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/4/2025).
2. Delegasi Indonesia sudah mulai negosiasi

Saat ini, Indonesia telah mengirimkan delegasi untuk melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS. Airlangga menuturkan bahwa hasil dari negosiasi tersebut diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam bentuk format perjanjian resmi yang akan disepakati oleh kedua negara.
"Hasil-hasil pertemuan tersebut akan dilanjutkan dengan berbagai putaran, bisa satu, dua, atau tiga kali. Kami berharap dalam 60 hari ke depan, kerangka tersebut dapat ditindaklanjuti menjadi format perjanjian yang disetujui oleh Indonesia dan Amerika Serikat," ungkap Airlangga.
3. Indonesia tawarkan peningkatan impor energi

Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga menawarkan peningkatan impor energi dari Amerika Serikat sebagai bagian dari strategi negosiasi untuk menurunkan tarif perdagangan yang diberlakukan AS terhadap produk ekspor Indonesia. Airlangga menyebut bahwa Indonesia bersedia meningkatkan pembelian sejumlah komoditas energi dari AS, termasuk liquefied petroleum gas (LPG), crude oil, dan bensin (gasoline).
"Delegasi Indonesia, dalam pembahasannya dengan USTR maupun Secretary of Commerce, mengusulkan beberapa hal. Seperti yang telah disampaikan melalui surat resmi, Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat,” ujar Airlangga.
Selain sektor energi, Indonesia juga menjanjikan peningkatan impor produk-produk agrikultur seperti gandum, kedelai, dan susu kedelai, serta barang-barang modal dari Amerika Serikat.
Tak hanya menawarkan peningkatan impor, pemerintah juga berkomitmen memfasilitasi perusahaan-perusahaan asal AS yang beroperasi di Indonesia. Fasilitas tersebut mencakup kemudahan perizinan dan pemberian insentif untuk mendorong investasi yang lebih besar.
Indonesia juga mendorong penguatan hubungan kerja sama dengan AS di berbagai sektor, termasuk investasi, pengembangan sumber daya manusia (SDM), serta layanan keuangan (financial services).
"Indonesia juga membuka peluang kerja sama strategis dalam bidang mineral kritis (critical minerals), serta menyederhanakan prosedur impor produk-produk asal AS, termasuk produk hortikultura," tegas Airlangga.