Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pelemahan dolar AS terjadi akibat kombinasi pembacaan inflasi yang kuat pada pekan lalu dan sinyal dari Federal Reserve (the Fed) yang tidak sepenuhnya dovish.
"Pelemahan dolar terjadi karena pembacaan inflasi yang kuat dari minggu lalu, ditambah dengan sinyal yang kurang dovish dari Federal Reserve," ujarnya.
Meskipun demikian, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh the Fed pada Desember masih tetap tinggi.
Berdasarkan data CME Fedwatch, para pedagang memperkirakan peluang sebesar 55,7 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Desember, sementara peluang suku bunga tetap tidak berubah tercatat sebesar 44,3 persen.