Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pixels.com/Karolina Grabowska
pixels.com/Karolina Grabowska

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah dibuka merosot pada awal perdagangan, Rabu  (10/1/2024) pagi, di level Rp15.551 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 31 poin atau 0,20 persen dibandingkan penutupan perdagangan pada Selasa (9/1/2023), yang berada pada level Rp15.520 per dolar AS. 

1. Rupiah masih melemah terhadap dolar AS

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah hari ini masih mengalami konsolidasi (melemah) terhadap dolar AS. Lantaran, pasar masih menunggu data inflasi konsumen AS yang akan dirilis Kamis malam.

"Potensi pelemahan ke arah Rp15.540 per dolar AS, sementara potensi penguatan rupiah ke arah Rp15.500 per dolar AS hari ini, ucap Ariston kepada IDN Times, Rabu (10/1/2023).

2. Hasil inflasi AS pengaruhi ekspektasi pasar terhadap arah The Fed

Ia menjelaskan, data inflasi AS akan mengonfirmasi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan the Fed.

"Bila menunjukkan inflasi kembali meningkat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, ekspektasi pasar tersebut akan menurun dan dolar AS bisa menguat lagi dan sebaliknya," ungkap Ariston.

3. Data tenaga kerja AS membaik dorong penguatan dolar

Ia menjelaskan, dolar AS masih memperlihatkan penguatannya terhadap nilai tukar lainnya pada perdagangan kemarin.

Menurut Ariston, penguatan ini terjadi sejak awal tahun yang didukung oleh membaiknya data tenaga kerja dan manufaktur AS.

"Membaiknya data-data tersebut membuat ekspektasi pelaku pasar bahwa pemangkasan akan segera terjadi, sedikit menurun," jelas Ariston.

Dengan demikian, indeks dolar AS masih bergerak di atas level 102. Kemudian tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun masih berada di atas level 4,0 persen. 

Editorial Team