Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menuturkan penguatan rupiah didorong oleh pasar yang mulai memperhitungkan kembali kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
"Pasar yang mulai memperhitungkan kembali penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, menyusul data ketenagakerjaan Juli yang suram," ujarnya.
Dia menjelaskan, meski tingkat pengangguran nyaris stagnan, perlambatan signifikan di pasar tenaga kerja memperkuat sinyal dovish dari Gubernur The Fed, Michelle Bowman dan Christopher Waller.
Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) menunjukkan perekonomian AS hanya menambah 73 ribu lapangan kerja, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 110 ribu. Bahkan, angka NFP untuk bulan sebelumnya direvisi turun drastis dari 147 ribu menjadi hanya 14 ribu. Tingkat pengangguran juga tercatat naik tipis menjadi 4,2 persen dari 4,1 persen pada Juni 2025, sejalan dengan prediksi pasar.