Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Rupiah menguat 87 poin atau 0,53 persen ke posisi Rp16.375 per dolar AS

  • Data terbaru AS menunjukkan inflasi naik menjadi 2,9 persen dan pasar tenaga kerja melemah

  • Proyeksi rupiah pada perdagangan Senin (15/9/2025) akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (12/9/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan sore ini, mata uang Garuda menguat 87 poin atau 0,53 persen ke posisi Rp16.375 per dolar AS dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp16.461,50.

1. Dipengaruhi inflasi dan pasar tenaga kerja AS

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan, data terbaru AS menunjukkan harga konsumen naik 0,4 persen pada Agustus 2025. Kondisi itu membuat inflasi tahunan naik menjadi 2,9 persen, tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Namun, pasar tenaga kerja AS justru memperlihatkan pelemahan. Klaim tunjangan pengangguran mingguan meningkat ke level tertinggi dalam hampir empat tahun, sementara pertumbuhan gaji tercatat melambat.

Kombinasi inflasi yang masih tinggi dengan pelemahan tenaga kerja membuat pasar semakin yakin bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16-17 September 2025.

"Beberapa investor bertaruh pada jalur pelonggaran yang lebih agresif," ujarnya.

2. Tarif AS untuk minyak Rusia juga jadi sorotan

Selain itu, pasar global juga mencermati upaya AS yang disebut tengah mendorong tarif lebih ketat bagi pembeli minyak Rusia. Laporan yang ada mendesak negara-negara G7 agar memberlakukan tarif lebih tinggi terhadap China dan India.

Selama ini, kedua negara tersebut menghadapi tarif AS sekitar 50 persen, namun tetap menjadi pembeli utama minyak dari Rusia. AS kini menyerukan tarif hingga 100 persen.

"AS menyerukan tarif 100 persen, dan sebelumnya terlihat meminta Uni Eropa untuk meningkatkan tarifnya terhadap Tiongkok dan India," sebut Ibrahim.

3. Proyeksi pergerakan rupiah awal pekan depan

Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan Senin (15/9/2025) akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas. Dia memproyeksikan rupiah berada di kisaran Rp16.320 hingga Rp16.380 per dolar AS.

Sementara itu, data Bloomberg mencatat dalam 52 minggu terakhir atau setahun terakhir, rupiah bergerak di rentang Rp15.060 hingga Rp17.224 per dolar AS.

Editorial Team