Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, penguatan dolar AS terhadap rupiah disebabkan oleh lemahnya permintaan surat utang AS bertenor dua tahun dan lima tahun.
Hal itu dipicu oleh kepercayaan konsumen AS yang meningkat secara tak terduga pada Mei setelah tiga bulan penurunan berturut-turut, serta kinerja ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan.
“Kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap berada di atas target The Fed untuk jangka waktu yang lebih lama juga memberikan beberapa dukungan untuk mata uang AS,” ujar Ibrahim.
Presiden Bank Sentral Federal Minneapolis, Neel Kashkari menegaskan perlunya kemajuan signifikan dalam inflasi sebelum memangkas suku bunga, bahkan menyiratkan kemungkinan kenaikan suku bunga jika inflasi tidak menurun lebih lanjut.
Meskipun sebelumnya harapan penurunan suku bunga meningkat karena inflasi harga konsumen yang lebih rendah dari perkiraan pada April, para pejabat The Fed menekankan perlunya melihat kemajuan jangka panjang sebelum mengambil tindakan.