Pengamat pasar uang Lukman Leong menyampaikan rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS, didorong data inflasi AS yang menunjukkan tekanan harga mulai mereda, sehingga meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).
Inflasi yang melandai menandakan kenaikan harga tidak setinggi sebelumnya. Kondisi tersebut biasanya membuka ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga guna menopang pertumbuhan ekonomi.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS setelah data inflasi menunjukkan tertekan harga di AS yang mereda, menigkatkan prospek pemangkasan suku bunga The Fed," ujarnya.