Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)
Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)

Intinya sih...

  • Mata uang di Asia bergerak variatif, mayoritas menguat

  • Pasar antisipasi rencana pemangksan suku bunga oleh BI

  • Pernyataan dovish The Fed picu pelemahan rupiah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan, Kamis (13/11/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah ke level Rp16.728 per dolar AS per dolar AS.

Rupiah tercatat melemah 11 poin atau 0,07 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

1. Mata uang di Asia bergerak variatif

Lebih rinci, mayoritas mata uang sore ini bergerak variatif, dengan rincian:

  • Ringgit Malaysia menguat 0,19 persen 

  • Bath Thailand menguat 0,28 persen 

  • Yuan China menguat 0,20 persen

  • Rupee India melemah 0,02 persen

  • Pesso Filipina menguat 0,29 persen

  • Won Korea menguat 0,30 persen

  • Dolar Taiwan melemah 0,01 persen

2. Pasar antisipasi rencana pemangksan suku bunga oleh BI

Pengamat pasar uang Lukman Leong mengatakan pergerakan rupiah masih akan tertekan terhadap dolar AS hari ini karena antisipasi pelaku pasar terhadap rencana pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) pada minggu depan.

"Rupiah diperkirakan masih akan tertekan terhadap dolar AS oleh antisipasi pemangkasan suku bunga oleh BI minggu depan," katanya.

3. Pernyataan dovish The Fed picu pelemahan rupiah

Lukman juga mencatat pelemahan rupiah sebenarnya tidak terlalu parah karena indeks dolar AS sendiri terpantau turun, dipicu oleh pernyataan dovish alias cenderung mendukung suku bunga rendah dari beberapa pejabat Bank Sentral AS (The Fed).

Pernyataan yang mengindikasikan suku bunga AS mungkin tidak akan naik terlalu lama atau terlalu tinggi, membuat daya tarik dolar AS sedikit berkurang di pasar global.

"Indeks dolar AS sendiri terpantau turun oleh pernyataan dovish dari beberapa pejabat The Fed," ujarnya

Editorial Team