Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, lonjakan permintaan terhadap aset-aset safe haven, setelah perang antara Israel dan Hamas, membuat dolar AS perkasa.
Selain itu, kata dia, laju dolar AS juga terdorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed). Sebab, data terbaru menunjukkan inflasi konsumen dan sentimen masih tetap kuat.
Menurutnya, fokus pelaku pasar pada minggu ini juga tertuju pada serangkaian pembicara yang dilakukan oleh the Fed, serta data ekonomi AS lainnya.
"Suku bunga AS kemungkinan akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga memberikan tekanan pada pasar Asia karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko dan yang berisiko rendah semakin menyempit," tambahnya.