Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banggar DPR: Pelemahan Rupiah Belum Berdampak ke APBN

Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah (dok. IDN Times/Istimewa)
Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah (dok. IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, menilai depresiasi rupiah terhadap dolar yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir belum mempengaruhi postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 11.32 WIB rupiah di pasar spot masih melemah 0,42 persen ke level Rp15.678 per dolar AS.

"Depresiasi rupiah yang terjadi saat ini, saya kira belum akan mempengaruh postur APBN," ucapnya kepada IDN Times, Senin (9/10/2023).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang penting dalam penyusunan APBN. Asumsi ini sangat berpengaruh terhadap penerimaan, pengeluaran, serta pembiayaan dalam APBN. 

1. BI telah menempuh berbagai langkah kurangi ketergantungan dolar

Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)
Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)

Menurut Said, BI telah melakukan berbagai langkah untuk mengurangi ketergantungan dalam menggunakan dolar.

Lebih rinci, BI telah melakukan kebijakan hedging dan currency bilateral swap agreement dengan banyak negara sebagai alternatif menggantikan dolar AS sebagai alat pembayaran.

"Jadi kita akan lihat respons lanjutan dari BI ke depan," ucapnya.

2. Rupiah melemah karena faktor eksternal

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Edi  Susianto/Website BI
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Edi Susianto/Website BI

Sementara itu, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto, mengatakan, sentimen eksternal menjadi faktor yang mendorong rupiah terus mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir.

"Tentu faktor penyebabnya adalah arah kebijakan the Fed yang berpotensi hawkish dan higher for longer, di samping kondisi ekonomi Eropa yang kurang baik," jelasnya. 

Edi menegaskan, pelemahan mata uang terhadap dolar tidak hanya terjadi pada rupiah, namun di semua mata uang negara G10 dan negara berkembang, termasuk Asia.

"Apa yang sedang terjadi belakangan ini adalah proses price-in (diperhitungkan) oleh pasar terhadap kondisi tersebut di atas. Tentu dalam proses price-in akan ada up and down di pergerakan nilai tukar," katanya.

3. BI terus berupaya stabilkan rupiah

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Meski begitu, Edi enggan menjelaskan lebih detail berapa nominal intervensi yang sudah digelontorkan Bank Indonesia dalam kurun waktu 1 bulan terakhir untuk menstabilkan rupiah.

"Stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas dengan fokus pada transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF)," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us