Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, investor berhati-hati terhadap penguatan dolar AS akibat sikap hawkish Federal Reserve (the Fed), membuat mereka enggan bertaruh besar menjelang pekan perdagangan singkat karena libur Natal.
Hasil pertemuan the Fed menunjukkan suku bunga akan tetap tinggi lebih lama, meskipun ada pemangkasan pada Rabu lalu.
"Pedagang sekarang hanya mengharapkan dua penurunan seperempat poin pada tahun 2025 di tengah ketahanan ekonomi yang berkelanjutan dan inflasi yang masih tinggi. Ini sebanding dengan ekspektasi empat penurunan suku bunga sebelum pertemuan Fed," ujarnya.
Pasar juga menunggu kejelasan stimulus ekonomi China. Ibrahim menyebut pemerintah Beijing diperkirakan akan meningkatkan belanja fiskal pada 2025 untuk mendukung pertumbuhan. Optimisme itu sedikit mendorong kinerja saham China di tengah penurunan pasar Asia.
Data indeks manajer pembelian (PMI) yang akan dirilis diharapkan memberikan gambaran lebih jelas tentang ekonomi terbesar di Asia itu.