ilustrasi scan barcode dan QR code (Freepik.com/feepikcontributorthailand)
Apa sebenarnya QR code itu? Singkatnya, ini adalah versi cerdas dari kode batang atau barcode tradisional, yang diciptakan di Jepang pada pertengahan 1990-an oleh insinyur Denso, Masahiro Hara, untuk keperluan manajemen inventaris. Hara terinspirasi saat bermain permainan strategi Go pada waktu istirahat makan siang.
Desain dua dimensi dari kode batang Hara terbukti jauh lebih efektif, dibandingkan kode batang tradisional. QR code dapat menyimpan data dalam jumlah besar yang bisa dibaca 10 kali lebih cepat.
Supermarket segera menyadari potensi QR code, memperluas kegunaannya untuk memuat lebih banyak informasi. Selama dekade berikutnya, QR code berkembang pesat.
Kode tersebut digunakan untuk pelacakan produk dan dokumen, pencatatan waktu, identifikasi barang, pemasaran, dan pembayaran.
Saat ini, penggunaan QR code di Jepang sangat meluas. QR code membantu menyinkronkan kereta dan pintu di kereta bawah tanah Tokyo, bahkan ditempatkan di batu nisan untuk menyediakan informasi tentang almarhum.
Tak lama kemudian, QR code menyebar dengan cepat ke Asia dan Afrika. Pada 2011, retail seperti Alipay mulai menggunakannya di China sebagai metode pembayaran tanpa kontak.
China kini hampir menjadi masyarakat tanpa uang tunai dengan QR code yang sangat umum, digunakan untuk berbagai keperluan seperti hadiah pernikahan, identifikasi hewan peliharaan, dan sumbangan gereja. Hal itu sebagian besar berkat adopsi QR code oleh WeChat, platform media sosial terbesar di negara tersebut pada 2012.
Perkembangan terjadi dengan sangat cepat di China. Sebagai perbandingan, wakil presiden Grup Bisnis Tencent WeChat, Greg Geng menyatakan, di China pada akhir 2019, metode pembayaran menggunakan QR code telah menggantikan uang tunai dan kartu hanya dalam waktu lima tahun.
Kendati demikian, QR code tidak berhasil masuk Eropa pada 2010-an.