Gerai Toko Buku Gunung Agung di mal Margo City, Depok, Jawa Barat. (Instagram/@gunungagung)
Mengutip dari situs milik toko buku Gunung Agung, toko ini didirikan oleh Tjio Wie Tay yang juga dikenal sebagai Haji Masagung pada 1953. Awalnya, Tjio Wie Tay membentuk kongsi dagang dengan Lie Tay San dan The Kie Hoat bernama Thay San Kongsie pada 1945. Namun pada saat itu, barang yang diperdagangkannya berupa rokok.
Kemudian pascakemerdekaan Indonesia pada 1945, permintaan buku sangat tinggi. Di sisi lain, hengkangnya penerbit Belanda dari Indonesia semakin membuat bisnis itu strategis. Saat itu, mereka harus bersaing dengan penerbit toko buku Belanda seperti Van Dorp dan Kolff.
Melihat peluang itu, otak bisnis kongsi dagang Thay San Kongsie berputar. Dia kemudian mencoba untuk membuka toko buku impor dan majalah. Kios pertama yang mereka bangun masih terbilang cukup sederhana dan berlokasi di Jakarta. Namun, toko buku Tay San Kongsie lebih baik dibandingkan toko buku asing.
Awalnya Tay San Kongsie mengandalkan penjualan rokok dan bir. Tapi setelah mempertimbangkan keuntungan buku lebih besar, kongsi ini pun menutup usaha rokok dan bir lalu beralih fokus ke toko buku.
Lalu pada 1951, Tjio Wie Tay membeli rumah sitaan Kejaksaan di Jalan Kwitang Nomor 13, Jakarta Pusat. Rumah itu ditata dan dibuat percetakan kecil pada bagian belakang.