Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)

Intinya sih...

  • Aliran modal asing keluar dari RI sebesar Rp14,24 triliun.

  • Modal asing keluar paling besar di SRBI sebesar Rp117,72 triliun.

  • Rupiah ditutup menguat 87 poin terhadap dolar AS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik sebesar Rp14,24 triliun. Modal asing tersebut keluar pada pekan kedua bulan ini, yaitu pada 8–11 September 2025.

"Nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp14,24 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,22 triliun di pasar saham, Rp5,45 triliun di pasar SBN, dan Rp6,57 triliun di Sekurtitas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," tegas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari keterangannya, Sabtu (12/9/2025).

1. Aliran modal asing di pasar saham dan SRBI

ilustrasi dolar Amerika (unsplash.com/Blogging Guide)

Sepanjang tahun ini, aliran modal asing keluar paling besar di SRBI. Denny merinci, sejak awal tahun hingga 11 September 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp54,33 triliun dan Rp117,72 triliun.

Sementara itu, modal asing masuk bersih di pasar SBN tercatat sebesar Rp58,94 triliun.

2. Premi risiko investasi turun

Kurs rupiah terhadap dolar (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Premi risiko investasi Indonesia, yang diukur melalui credit default swaps (CDS) tenor lima tahun, tercatat menurun dari 69,55 basis poin (bps) pada 4 September 2025 menjadi 69,04 bps per 11 September 2025. Penurunan CDS ini mencerminkan persepsi risiko investasi terhadap Indonesia yang membaik.

Sebagai catatan, CDS yang lebih tinggi menunjukkan meningkatnya persepsi risiko investasi terhadap suatu negara atau instrumen keuangan. Kenaikan CDS dapat memberi tekanan pada pasar keuangan, seperti pelemahan nilai tukar dan potensi arus modal keluar dari investor asing. Faktor-faktor seperti kekhawatiran resesi global, kenaikan suku bunga AS, dan ketidakstabilan ekonomi domestik.

3. Rupiah ditutup menguat pada perdagangan terakhir

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Nilai tukar atau kurs rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (12/9/2025). Berdasarkan data Bloomberg, Mata uang Garuda menguat 87 poin atau 0,53 persen ke posisi Rp16.375 per dolar AS dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp16.461,50.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan, data terbaru AS menunjukkan harga konsumen naik 0,4 persen pada Agustus 2025. Kondisi itu membuat inflasi tahunan naik menjadi 2,9 persen, tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Namun, pasar tenaga kerja AS justru memperlihatkan pelemahan. Klaim tunjangan pengangguran mingguan meningkat ke level tertinggi dalam hampir empat tahun, sementara pertumbuhan gaji tercatat melambat.

Kombinasi inflasi yang masih tinggi dengan pelemahan tenaga kerja membuat pasar semakin yakin bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16-17 September 2025. "Beberapa investor bertaruh pada jalur pelonggaran yang lebih agresif," ujarnya.

Editorial Team