Jakarta, IDN Times - Tesla menghadapi momen krusial menjelang rapat tahunan pemegang saham yang akan digelar pada Kamis (6/11/2025). Salah satu agenda utama adalah pemungutan suara terkait paket kompensasi CEO Elon Musk yang bernilai sekitar 1 triliun dolar Amerika Serikat (AS) (Rp16,5 kuadriliun), yang bisa menjadi paket gaji eksekutif terbesar dalam sejarah perusahaan.
Paket ini memicu kontroversi serius. Para serikat pekerja dan beberapa pemimpin Partai Demokrat menentang paket gaji ini karena dianggap berlebihan dan menciptakan risiko bagi dana pensiun pekerja yang memiliki saham Tesla. Namun, pihak dewan direksi Tesla, yang dipimpin oleh Robyn Denholm, mendesak agar pemegang saham menyetujui paket tersebut untuk menjaga Musk tetap berada di posisi puncak perusahaan.
