ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)
Setoran PNBP KND yang berasil ke Danantara pun berdampak pada setoran PNBP pada kuartal I 2025 turun 26,03 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp115,9 triliun. Realisasi tersebut baru mencapai 22,6 persen dari target APBN 2025 yang sebesar Rp513,6 triliun.
Suahasil menjelaskan, secara rinci PNBP terdiri dari lima komponen. Pertama, PNBP SDA migas saat ini telah dikumpulkan Rp24,9 triliun. Kemudian setoran dari PNBP SDA nonmigas yang mencakup sektor mineral dan batu bara (minerba), kehutanan, perikanan, dan panas bumi mencapai Rp25,732 triliun.
PNBP kekayaan negara yang dipisahkan (KND) yang merupakan dividen (BUMN) mencapai Rp10,9 triliun, PNBP lainnya Rp37,2 triliun, serta BLU Rp17,1 triliun.
"Kalau kita lihat empat komponen selain KND, rata-rata sudah di atas 20 persen dari target dan ini cukup baik, bahkan PNBP lainnya itu sudah hampir 30 persen dari target. Jadi kalau kita lihat hingga kuartal I atau seperempat tahun ada beberapa PNBP yang sudah sedikit di atas 25 persen," tuturnya.
Dia menjelaskan, realisasi PNBP hingga Maret 2025 ditopang oleh kenaikan harga batu bara, dan lifting gas bumi, peningkatan pendapatan penggunaan spektrum frekuensi rasio serta pendapatan dana perkebunan kelapa sawit.
Suahasil menjelaskan, realisasi PNBP tiga bulan pertama 2025 dipengaruhi terutama oleh tekanan harga komoditas energi, bahkan harga batu bara yang meluncur di bawah 100 dolar AS per ton di awal tahun ini.
Sementara, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) turun dibanding tahun lalu. Jika pada tahun lalu harga ICP mencapai 77,67 dolar AS per barel, kini justru ada di level 74,24 dolar AS per barel. PNBP SDA Migas juga terdampak kinerja lifting migas yang masih di bawah asumsi APBN 2025.
"Harga komoditas tahun ini terjadi penurunan secara year to date dan ini menyebabkan penurunannya terlihat di penerimaan PNBP," ujar Suahasil.