Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Logo Shell. (unsplash.com/felifox)
Logo Shell. (unsplash.com/felifox)

Intinya sih...

  • Presiden Angola, Joao Lourenco menyatakan bahwa minyak telah memberikan transformasi ekonomi jangka panjang bagi negaranya.

  • Menteri Perminyakan Angola, Diamantino Azevedo mengumumkan rencana lelang 5 blok pengeboran minyak lepas pantai pada akhir 2025.

  • Azule Energy berencana menginvestasikan Rp82 triliun di Angola dalam 4-5 tahun ke depan untuk mendukung produksi minyak hingga 1 juta barel per hari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan minyak raksasa, Shell memutuskan kembali beroperasi di Angola setelah absen selama 20 tahun pada Kamis (4/9/2025). Kembalinya Shell ini berkat naiknya kepercayaan diri di sektor minyak Angola. 

Kembalinya Shell di Angola membuktikan bahwa reformasi sejak 2019 yang dilakukan pemerintah sukses. Reformasi tersebut termasuk memperbaiki pajak, perizinan efisiensi, dan upaya penarikan perusahaan minyak besar dunia. 

1. Lourenco sebut minyak berhasil dorong transformasi ekonomi di Angola

Presiden Angola, Joao Lourenco mengatakan bahwa pengaruh dari sumber daya alam minyak dan gas yang berlimpah di Angola telah memberikan transformasi ekonomi jangka panjang bagi negaranya. 

“Sektor minyak sudah berdampak  pada pertumbuhan ekonomi negara kita. Eksplorasi dan produksi sumber daya alam telah berkontribusi pada kondisi kehidupan dari rakyat Angola,” terangnya, dikutip APA News

Lourenco menyerukan penguatan investor asing dan rekanan lokal. Menurutnya, pemerintah Angola sudah memberikan kondisi investasi untuk memastikan kontrak, stabilitas, dan kepastian hukum, dan jangka waktu investasi. 

2. Angola akan lelang 5 dari 10 blok minyak lepas pantai

ilustrasi bendera Angola (unsplash.com/aboodi_vm)

Menteri Perminyakan Angola, Diamantino Azevedo menyebut, Angola akan meluncurkan sebuah lelang baru untuk lima blok pengeboran minyak lepas pantai pada akhir 2025. Sebanyak lima blok itu tergabung dalam 10 blok area minyak yang berhasil ditemukan. 

Pada saat yang sama, Angola sudah meresmikan kilang minyak Cabinda. Kilang minyak ini akhirnya difungsikan pada akhir 2025 setelah tidak beroperasi selama hampir 5 dekade. 

Sementara, kilang minyak Cabinda disebut menjadi yang terbesar kedua di Angola. Fasilitas itu mampu memproduksi 30 ribu barel per hari dan berfungsi untuk mengurangi ketergantungan Angola dari BBM impor. 

3. Azule Energy investasikan RP82 triliun di Angola.

ilustrasi fasilitas pengeboran minyak lepas pantai (unsplash.com/zacharytheodore)

Azule Energy berencana menginvestasikan 5 miliar dolar AS (Rp82 triliun) di Angola dalam 4-5 tahun ke depan. Perusahaan itu juga berniat mendukung produksi minyak Angola untuk menembus 1 juta barel per hari. 

“Investasi ini termasuk baru dan mendanai proyek lama, termasuk 18 sumur minyak untuk pengeboran. Sebanyak dua per tiga dioperasikan oleh Azule dan satu per tiga di antaranya dikelola oleh rekanan, ” tuturnya, dikutip dari Oil Price

Sementara itu, perusahaan minyak asal Italia, Eni terus mengembangkan investasi di Mozambik dengan memulai proyek Coral South pada 2022. Kampanye ini untuk proyek pembangunan fasilitas ekspor liquefied natural gas (LNG) dari Angola. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team