Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Sebelumnya, proses keluarnya Shell dari Blok Masela sempat terhambat karena ada masalah harga. Shell menggelontorkan 1,4 miliar dolar AS untuk berinvestasi di Blok Masela.
Shell sendiri telah menyatakan hengkang dari proyek Blok Masela sejak 2020. Namun, sudah hampir 3 tahun setelahnya, perusahaan tersebut belum melepas hak partisipasinya di Blok Masela. Arifin sendiri pernah menyatakan kekecewaannya terhadap Shell yang tidak bertanggung jawab setelah memutuskan untuk mundur dari Blok Masela.
Pada 9 Juni 2023 lalu, Arifin mengatakan Shell sudah bersedia menurunkan harga pelepasan hak partisipasinya dari Blok Masela, yakni jauh di bawah 1 miliar dolar AS.
"Akusisi. (Tetap) 35 persen dan angkanya tidak segitu (1 miliar dolar AS), jauh di bawah," kata Arifin di kantor Kementerian ESDM.
Usai rapat kerja Komisi VII DPR RI hari ini, Selasa (13/6/2023), Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan Shell sudah sepakat melepas hak partisipasinya di Blok Masela sesuai dengan negosiasi.
"Yang penting kita lihat Shell sudah bersedia mengakomodasi proses negosiasi itu," ujar Dwi.