Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rumah Sakit Hermina (commons.wikimedia.org)
Rumah Sakit Hermina (commons.wikimedia.org)

Intinya sih...

  • Hermina Hospitals berawal dari rumah bersalin sederhana dan kini menjadi jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia.

  • Komposisi pemegang saham HEAL meliputi masyarakat umum, manajemen internal, dan investor institusi besar.

  • Masuknya investor strategis seperti Grup Djarum dan PT Astra International Tbk memperkuat posisi Hermina Hospitals di pasar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia investasi, mengetahui siapa pemilik utama sebuah perusahaan menjadi hal penting untuk memahami arah bisnis dan potensi pertumbuhannya. Hal ini berlaku pula untuk PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten rumah sakit yang membawahi jaringan Hermina Hospitals di Indonesia.

Informasi tentang struktur kepemilikan saham dapat memberi gambaran mengenai pihak-pihak yang memiliki kendali besar terhadap jalannya perusahaan. Dengan memahami kepemilikan saham HEAL, investor dan publik dapat melihat sejauh mana peran manajemen internal, investor institusi, maupun masyarakat umum dalam menggerakkan bisnis rumah sakit ini.

Transparansi kepemilikan saham juga membantu meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan. Selain itu, informasi ini bisa menjadi bahan pertimbangan strategis sebelum mengambil keputusan investasi.

1. Perjalanan Hermina dari rumah bersalin hingga jaringan rumah sakit nasional

Rumah Sakit Hermina (herminahospitals.com)

Hermina Hospitals berawal dari sebuah rumah bersalin sederhana bernama Rumah Bersalin Djatinegara di Jakarta Timur pada 1967, yang didirikan oleh Hermina Sulaiman. Perjalanan rumah sakit ini terus berkembang, terutama setelah pada 1970 fasilitas diperluas dengan dukungan dr. Budiono Wibowo, sehingga berubah menjadi Rumah Bersalin Hermina dengan kapasitas lebih besar.

Seiring waktu, yayasan resmi dibentuk pada 1983, dan pada 1985 Hermina resmi beroperasi sebagai rumah sakit ibu dan anak. Perubahan besar terjadi ketika Hermina memperluas layanan menjadi rumah sakit umum yang mampu melayani berbagai kebutuhan medis. Langkah ini membuat Hermina tidak hanya dikenal sebagai rumah sakit khusus ibu dan anak, melainkan juga penyedia layanan kesehatan terintegrasi.

Setelah melalui pertumbuhan panjang, Hermina akhirnya melantai di Bursa Efek Indonesia pada 16 Mei 2018 dengan kode saham Heal. Kini, jaringan Hermina Hospitals mencakup lebih dari 45 rumah sakit yang tersebar di 31 kota di Indonesia.

Dengan kapasitas sekitar 6.200 tempat tidur, Hermina telah menjelma menjadi salah satu jaringan rumah sakit swasta terbesar di tanah air. Ekspansi berkelanjutan ini menunjukkan komitmen Hermina dalam menyediakan layanan kesehatan yang lebih luas dan terjangkau bagi masyarakat.

2. Komposisi pemegang saham HEAL dan porsi kepemilikannya

Rumah Sakit Hermina (herminahospitals.com)

Struktur kepemilikan saham HEAL memperlihatkan komposisi yang beragam antara masyarakat umum, manajemen internal, dan investor institusi besar. Berdasarkan data terakhir, porsi saham terbesar dimiliki oleh masyarakat atau publik dengan persentase sekitar 62 persen. Hal ini menunjukkan bahwa saham HEAL cukup likuid di pasar, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi investor retail.

Selain itu, sejumlah direksi dan komisaris juga tercatat sebagai pemegang saham signifikan. Yulisar Khiat, yang duduk di jajaran manajemen, menguasai sekitar 12,7 persen saham. Disusul Binsar Parasian dan Hasmoro yang masing-masing menguasai lebih dari 5 persen dan 4,8 persen. Kehadiran mereka sebagai pemegang saham memperlihatkan keterlibatan langsung manajemen dalam perkembangan perusahaan.

Investor institusi juga masuk dalam daftar pemegang saham penting. PT Astra International Tbk memegang sekitar 7,2 persen saham HEAL, sementara Grup Djarum melalui PT Dwimuria Investama Andalan baru saja masuk dengan kepemilikan sekitar 3,6 persen. Kombinasi antara kepemilikan publik, manajemen, dan investor besar inilah yang membentuk struktur pemegang saham HEAL secara keseluruhan.

Ringkasan kepemilikan saham terbaru HEAL

  • Masyarakat (non-warkat): 9,54 miliar lembar saham (62,13 persen)

  • Yulisar Khiat (direksi): 1,96 miliar saham (12,78 persen)

  • PT Astra International (ASII): 1,11 miliar saham (7,23 persen)

  • Lydia Immanuel: 855 juta saham (5,56 persen)

  • Binsar Parasian (direksi): 820 juta+ saham (5,34 persen setelah pembelian)

  • Hasmoro (direksi): 739 juta+ saham (~4,8 persen)

  • Meijani Wibowo (komisaris): 329 juta saham (2,15 persen)

  • Grup Djarum (PT Dwimuria Investama Andalan): 559,18 juta saham (3,64 persen)

3. Masuknya investor strategis dan aksi pembelian saham terbaru

Rumah Sakit Hermina (herminahospitals.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, Hermina Hospitals menjadi incaran sejumlah investor strategis yang melihat potensi besar sektor kesehatan di Indonesia. Salah satu langkah besar terjadi ketika Grup Djarum masuk melalui PT Dwimuria Investama Andalan.

Mereka membeli 559,18 juta saham hasil buyback Hermina dengan nilai transaksi lebih dari Rp1 triliun. Masuknya Grup Djarum semakin memperkuat posisi investor institusi di tubuh HEAL.

Selain itu, PT Astra International Tbk juga menjadi pemegang saham penting dengan kepemilikan di atas 7 persen. Kehadiran Astra memperlihatkan bahwa sektor kesehatan dianggap sebagai industri strategis dengan prospek jangka panjang yang menjanjikan. Tidak hanya itu, keterlibatan korporasi besar seperti Astra maupun Grup Djarum turut meningkatkan citra Hermina di mata publik.

Di sisi lain, sejumlah jajaran direksi juga aktif menambah kepemilikan pribadi mereka. Misalnya, Binsar Parasian dan Hasmoro yang membeli tambahan saham untuk memperbesar porsinya. Bahkan direktur lain seperti Tan Suryanti juga tercatat melakukan pembelian meski dengan jumlah lebih kecil.

Aksi-aksi ini mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek pertumbuhan Hermina ke depan, sekaligus memberi sinyal positif bagi para investor di pasar modal. Sebagai salah satu emiten rumah sakit terbesar di Indonesia, Hermina Hospitals menunjukkan kekuatan dari kombinasi kepemilikan publik, manajemen, dan investor institusi besar.

Masuknya nama-nama strategis seperti Astra dan Grup Djarum semakin memperkuat kepercayaan pasar terhadap prospek jangka panjang perusahaan. Dengan struktur kepemilikan yang solid ini, Hermina berpotensi melanjutkan ekspansinya sekaligus menghadirkan layanan kesehatan yang lebih luas bagi masyarakat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team