Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Indomie (instagram.com/indomie)

Jakarta, IDN Times - Indomie merupakan salah satu makanan favorit orang Indonesia. Kehadirannya kerap dijadikan solusi untuk menuntaskan kelaparan ketika malam tiba. Meski begitu, Indomie juga sering dikonsumsi untuk sarapan hingga makan siang. Intinya, Indomie biasa dimakan orang Indonesia kapanpun, di mana pun, dan dalam cuaca apa pun.

Indomie memang terkenal di Indonesia. Selain karena harganya yang murah, dan rasanya yang enak, ternyata kepopuleran ini juga karena mie instan ini sudah ada sejak lama. Indomie sudah di produksi sejak 9 september 1970, tapi baru mulai dipasarkan pada tahun 1972 dan berlanjut hingga sekarang.

Jika saat ini, Indomie memiliki banyak rasa, di awal kemunculannya produk mie instan ini hanya memiliki dua rasa yaitu Indomie kuah rasa sari ayam, dan Indomie rasa sari udang.

1. Tentang Indomie

instalasi bungkus Indomie (IDN Times/Bima Prakasa)

Mengutip lama resmi Indomie, Indomie diproduksi oleh Indofood dan menjadi pionir mie instan di Indonesia. Selain itu, Indomie juga jadi satu produk mie instan terbesar di dunia.

Indomie punya banyak rasa seperti Ayam Bawang, Kari Ayam hingga yang paling populer adalah Indomie Mie Goreng.

Indonesia bisa ditemukan di lebih dari 100 negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat (AS), Kanada, seluruh negara Asia, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Dengan produksi tahunan hingga 19 miliar bungkus setiap tahunnya, Indomie pantas menjadi favorit masyarakat dunia.

2. Pemilik Indomie

Anthoni Salim (Antara Foto)

Seperti disebutkan di atas, Indofood jadi perusahaan yang memproduksi Indomie. Indofood sendiri berada di bawah naungan Salim Group yang kini dimiliki oleh Anthoni Salim.

Saat ini, dia yang menjabat sebagai Presiden Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), ini merupakan anak bungsu dari pendiri Salim Group, Sudono Salim atau Liem Sioe Liong.

Anthoni diberikan amanah untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin Salim Group yang sempat mengalami kemunduran saat krisis moneter 1998. Meski sempat naik turun, dia berhasil membawa sejumlah perusahaan di bawah payung Salim Group menuju kesuksesan.

Anthoni yang punya nama asli Liem Hong Sien merupakan pebisnis asal Kudus, Jawa Tengah kelahiran 15 Oktober 1949. Anthoni merupakan anak bungsu dari pasangan Sudono Salim dan Lie Las Niao. Sudono Salim merupakan konglomerat yang mendirikan Salim Group.

Sejak kecil, Anthoni hidup berkecukupan karena saat itu ayahnya sudah mulai merintis Salim Group yang bergerak di bidang pangan hingga konstruksi. Dia juga mampu mengenyam pendidikan di North East Surrey College of Technology London dan lulus dengan gelar Bachelor of Arts di bidang bisnis.

Anthoni kemudian menikah dengan Siti Margareth Jusuf saat berusia 25 tahun. Keduanya kemudian dikaruniai tiga anak, yaitu Axton Salim, Astrid Salim, dan Alston Salim.

3. Kekayaan Anthoni Salim

Rumah Indofood noodle booth area (IDN Times/Bima Prakasa)

Dengan sepak terjang bisnisnya, Anthoni berhasil meraih kesuksesan bersama Salim Group. Melansir Forbes, kekayaan Anthoni dan keluarga per Juni 2023 mencapai 10,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp167 triliun jika dikonversi dengan kurs saat ini Rp16.250 per dolar AS.

Krisis moneter atau krismon 1998 menjadi titik balik Anthoni untuk meraih keuntungan. Setelah hampir bangkrut saat krismon, Salim Group berhasil meraup untung dari pendirian perusahaan mi instan dan tepung terigu.

Saat itu, Anthoni memiliki kekayaan sebesar Rp27 triliun. Dia dinobatkan sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia oleh majalah Globe. Anthoni menjadi pengusaha di Indonesia yang memiliki banyak saham. Kekayaannya kala itu hanya berada di bawah Budi Hartono pemilik Djarum Group dan Eka Tjahja Widjaja pemilik Sinar Mas Group.

Editorial Team