Menteri BUMN, Erick Thohir. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Arahan Erick Thohir kepada BUMN dalam menghadapi eskalasi konflik di Timur Tengah usai serangan Iran ke Israel ramai diperbincangkan. Sebab, dalam pernyataan resmi Erick Thohir, ada dua hal yang disorot:
Pertama, prediksi nilai tukar dolar AS bisa mencapai Rp16.500. Dalam poin itu, pada paragraf kelima pernyataan resminya, ada poin prediksi kurs dolar AS bisa tembus Rp16.500. Berikut bunyi paragrafnya:
Erick menyampaikan dua hal tersebut telah melemahkan rupiah menjadi Rp 16.000-16.300 per dolar AS dalam beberapa hari kebelakang. Nilai tukar ini bahkan bisa mencapai lebih dari Rp16.500 apabila tensi geopolitik tidak menurun.
Kedua, pernyataan rancu soal pembelian dolar AS. Dalam poin itu, di paragraf kesembilan, ada kalimat rancu terkait arahan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Berikut bunyi paragrafnya:
Erick meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak. Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.