Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Restoran Sukiya (author anonim, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Sukiya menutup hampir 2000 gerainya setelah ditemukan tikus dan kecoa dalam makanan.
  • Penutupan berlangsung selama 5 hari untuk pembersihan menyeluruh dan memperketat langkah sanitasi.
  • Keputusan ini membuat harga saham induk usahanya, Zensho Holdings, merosot hingga 7 persen.

Jakarta, IDN Times – Jaringan restoran beef bowl terbesar di Jepang, Sukiya, akan menutup hampir dua ribu gerainya untuk sementara waktu. Keputusan ini diambil setelah pelanggan menemukan tikus dan kecoa dalam makanan yang disajikan di beberapa cabangnya.

Penutupan ini berlangsung mulai Senin (31/3/2025) pukul 09.00 hingga Jumat (4/4/2025) pukul 09.00 waktu setempat guna melakukan pembersihan menyeluruh dan memperketat langkah sanitasi. Meski begitu, beberapa gerai di pusat perbelanjaan tak termasuk dalam penutupan ini.

“Kami menangani situasi ini dengan serius,” kata pihak Sukiya dalam pernyataan resminya, dikutip dari South China Morning Post, Minggu (30/3/2025).

1. Pelanggan menemukan kecoa dan tikus di makanan

Seporsi gyūdon disajikan bersama sup miso. (円周率3パーセント, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Masalah ini pertama kali mencuat setelah seorang pelanggan melaporkan adanya bagian tubuh kecoa dalam makanan yang dibelinya dari gerai Sukiya dekat Stasiun JR Akishima, Tokyo, pada Jumat (28/3/2025). Manajer restoran meminta maaf kepada pelanggan tersebut dan memberikan pengembalian dana. Gerai itu kemudian menghentikan operasionalnya sejak Jumat sore.

Sebelumnya, Sukiya juga mengonfirmasi bahwa seekor tikus ditemukan dalam semangkuk sup miso yang disajikan di gerainya di Prefektur Tottori pada Januari lalu. Namun, kasus ini baru terungkap setelah rumor menyebar luas di media sosial. Gerai tersebut sempat ditutup sementara untuk melakukan perbaikan, termasuk menutup celah bangunan yang memungkinkan hama masuk.

2. Saham Zensho Holdings tertekan akibat insiden ini

ilustrasi saham (pexels.com/Alesia Kozik)

Keputusan Sukiya untuk menutup hampir seluruh gerainya berdampak pada pergerakan saham induk usahanya, Zensho Holdings. Setelah insiden ini mencuat, harga saham Zensho merosot hingga 7 persen. Sebelumnya, perusahaan telah mengambil langkah pencegahan dengan meningkatkan pemeriksaan visual dan memberikan pelatihan kebersihan kepada stafnya.

Namun, Sukiya akhirnya memilih langkah lebih drastis dengan menghentikan operasional sebagian besar gerainya guna memastikan kebersihan restoran. Berdasarkan laporan Zensho, Sukiya memiliki 1.965 gerai di Jepang per akhir 2024, mengungguli Yoshinoya dengan sekitar 1.250 gerai dan Matsuya dengan 1.100 gerai.

3. Jepang jarang mengalami insiden penarikan makanan

ilustrasi makanan Jepang (pexels.com/Amar Preciado)

Jepang dikenal memiliki standar kebersihan yang sangat tinggi, sehingga kasus seperti ini jarang terjadi. Namun, beberapa insiden terkait keamanan pangan tetap mencuat dari waktu ke waktu. Tahun lalu, lebih dari 100 ribu bungkus roti kemasan ditarik dari pasaran setelah ditemukan bagian tubuh tikus dalam dua kemasannya.

Sukiya juga mengoperasikan sekitar 650 gerai di luar Jepang, termasuk di Tiongkok, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Langkah besar yang diambil menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menangani masalah sanitasi.

“Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan,” kata pihak Sukiya dalam pernyataan resminya, dikutip dari BBC Internasional, Minggu (30/3).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team