Pelataran pesawat atau apron di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (dok. Angkasa Pura II)
Garuda sendiri masih memiliki kewajiban membayar utang sekitar Rp76,5 triliun. Angka itu turun sekitar 50 persen dari tanggungan sebelumnya yang berkisar 10,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp151 triliun.
Namun, pada akhir September lalu, Irfan memastikan suntikan PMN tak akan dipakai untuk membayar utang perusahaan.
"Yang paling mau ditegaskan dari pembagian uang Rp7,5 triliun itu, gak ada satu sen pun untuk membayar utang," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat ditemui usai rapat kerja (raker) dengan Komisi XI DPR RI terkait PMN, Kamis (22/9/2022).
Dia mengatakan, PMN akan digunakan untuk perawatan (maintenance) sekitar 28 pesawat yang disimpan di hanggar selama pandemik COVID-19. Saat ini ada 38 pesawat Garuda Indonesia yang beroperasi. Pihaknya berencana menambah hingga menjadi 66 pesawat.
Irfan melanjutkan, pada saat pandemik, pemasukan Garuda Indonesia seret hingga kesulitan membayar sewa pesawat dan biaya perawatan pesawat.
"Jadi pesawatnya kita masukkin hanggar. Nah, dengan PMN yang tadi, (pesawat) yang tadinya masuk (hanggar) ini, dibenerin," sebutnya.
PMN untuk Garuda Indonesia juga akan digunakan untuk restorasi dan modal kerja perusahaan, misalnya saja pembayaran sewa pesawat dan pembayaran avtur.