Garuda Indonesia Gabung Holding BUMN InJourney Pertengahan 2023

Jakarta, IDN Times - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) diproyeksikan bakal bergabung ke Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pariwisata dan Aviasi alias PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney pada pertengahan 2023.
Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria mengatakan, Garuda Indonesia baru bisa bergabung ke InJourney setelah menyelesaikan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
"Kemungkinan pertengahan tahun (2023) setelah proses PKPU selesai. Nanti setelah proses dari penyelesaian PKPU bergabung ke holding," ucap Dony kepada awak media, di Jakarta, Senin (12/12/2022).
1. Sudah dapat restu dari Erick Thohir

Bergabungnya Garuda Indonesia ke InJourney tahun depan dipastikan Dony telah mendapat restu dari Menteri BUMN, Erick Thohir. Masuknya Garuda Indonesia ke InJourney juga jadi alternatif buat maskapai pelat merah tersebut untuk melanjutkan bisnisnya setelah usai melaksanakan PKPU.
"Setelah proses PKPU-nya diharapkan nanti salah satu alternatifnya adalah bergabung dengan InJourney dan itu kalau menurut Kementerian BUMN kepada kami tahun depan insya Allah akan dilakukan penggabungan secara holdingisasi di InJourney," tutur Dony.
2. Garuda harus kuat secara bisnis untuk masuk ke InJourney

Sebelumnya diberitakan, Erick Thohir menegaskan bahwa Garuda Indonesia mesti kuar secara bisnis sebelum bergabung ke InJourney.
Adapun InJourney saat ini terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
"Garuda kan sekarang masih langkah kedua, artinya setelah kemarin restructuring, sekarang penyehatan. Alhamdulillah sudah sehat, tapi langkah berikutnya membesarkan. Sekarang kita tunggu dulu jumlah pesawatnya," ucap Erick kepada awak media di ICE BSD, Jumat (28/10/2022).
3. Garuda mesti tambah jumlah pesawatnya

Erick menambahkan, Garuda Indonesia mesti bisa menambah jumlah pesawatnya setidaknya hingga 110 unit. Hal itu untuk menguatkan bisnis Garuda Indonesia pada masa mendatang.
"Kalau bentuknya sudah kuat, baru kita pengembangan. Pengembangan salah satunya mensinergikan dengan InJourney," ujar Erick.