Jakarta, IDN Times – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksi kesepakatan negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) akan berdampak pada penurunan produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 0,11 persen.
Kepala Departemen Makroekonomi Indef, Muhammad Rizal Taufikurrahman, mengatakan bahwa kontraksi ini merupakan penurunan terdalam dibandingkan negara-negara lain.
"Imbasnya, perekonomian Indonesia menjadi yang paling dirugikan dalam skema tarif yang timpang ini. Dampak kebijakan tarif AS sebesar 19 persen dan tarif Indonesia 0 persen terhadap pertumbuhan ekonomi menyebabkan kontraksi sebesar 0,113 persen," ujar Rizal dalam Diskusi Publik: Tarif Amerika Turun, Indonesia Bakal Untung?, Senin (21/7/2025).