Jakarta, IDN Times - Tarif impor dan resiprokal yang baru diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dikhawatirkan menimbulkan defisit neraca perdagangan RI. Padahal, neraca perdagangan telah mengalami surplus selama 58 bulan.
Meski begitu, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai hal tersebut tidak akan langsung terjadi secara cepat atau baru bisa terjadi dalam periode lebih dari enam bulan sejak tarif baru Trump resmi diterapkan.
"Kalau (tarif) ini akan membuat surplus berbalik defisit ya, saya kira kalau dalam jangka waktu enam bulan belum ya, tapi setelah itu kalau nanti negosiasinya gagal bisa jadi kita katakanlah 16 miliar dolar ya bisa jadi defisit kalau negosiasi dagangnya tidak bisa dilakukan," kata Tauhid dalam diskusi virtual, Jumat (4/4/2025).