Jakarta, IDN Times - Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mengungkapkan selama ini subsidi liquefied petroleum gas (LPG) alias elpiji dan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia tidak tepat sasaran.
Lantaran subsidi energi hanya dinikmati oleh sepertiga masyarakat dari yang seharusnya dinikmati oleh 40 persen masyarakat terbawah.
"40 persen rumah tangga dengan kondisi sosial ekonomi terendah hanya menikmati 33,1 persen dari subsidi LPG dan BBM. Sementara 66,9 persen dinikmati oleh kelompok lebih mampu," tutur Sekretaris Eksekutif TNP2K, Suprayoga Hadi dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economic and Finance (Indef) pada Rabu (8/3/2023).