ilustrasi seseorang sedang bekerja di smelter nikel yang menjadi bagian dari hilirisasi SDA (freepik.com/fanjianhua)
Menurutnya, industri di dalam ekosistem nikel seperti baterai ataupun kendaraan listrik tidak membuka banyak lapangan pekerjaan. Sebab, mayoritas dikerjakan oleh robot, mekanisasi, dan otomatisasi, sehingga sedikit sekali manusia yang bekerja di dalamnya.
Alhasil, dampak industri tersebut kepada lapangan kerja terbilang minim, walaupun cukup berkontribusi kepada angka pertumbuhan ekonomi.
"Tapi ini tidak berujung kepada perbaikan lapangan pekerjaan, dan tidak berujung kepada perbaikan penghasilan pekerja. Ya karena ini semuanya padat modal, mulai dari tambangnya, yang kebanyakan menggunakan alat berat, sampai ke smelternya. Akhirnya sektor ini banyakan menguntungkan pemodal, pemodal yang mendanai industri yang pada modal ini," ujar dia.
Menurutnya, industri yang berpeluang membuka lapangan kerja lebih besar ada di sektor jasa, seperti ritel, perhotelan, akomodasi dan makanan, konstruksi, pendidikan, angkutan dan logistik, hingga sektor administrasi.
"Jadi sebetulnya sektor-sektor inilah sektor jasa yang punya peluang paling besar untuk memperbanyak dan memperbaiki lapangan kerja. Tapi ini terbengkalai dengan fokus yang obsesif kepada hanya nikel, mungkin sebentar lagi aluminium, ya, dan mobil listrik dan baterai," sebut dia.