Melansir Al Arabiya, pada Rabu malam waktu setempat, terdapat puluhan perjanjian yang ditandatangani Arab Saudi dan China, diantaranya meliputi kesepakatan di bidang energi hijau, hidrogen hijau, energi fotovoltaik, teknologi informasi, layanan cloud, logistik, transportasi, industri medis, pabrikan rumah dan konstruksi.
Menteri Investasi Arab Saudi, Khalid bin Abdulaziz al-Falih, menegaskan bahwa perjanjian itu sesuai dengan keinginan Kerajaan, yaitu untuk mengembangkan hubungan dengan China di semua bidang, termasuk ekonomi dan Investasi.
Al-Falih mengatakan, kunjungan tersebut mencerminkan keinginan antara dua pemimpin untuk mengembangkan, memperkuat hubungan dan kemitraan China-Saudi di segala bidang. Pertemuan itu dinilai akan berkontribusi dalam meningkatkan laju ekonomi dan kerja sama investasi kedua negara.
Lebih lanjut, menteri investasi itu menambahkan bahwa visi 2030 oleh Kerajaan telah menawarkan peluang investasi yang tidak pernah terjadi pada sebelumnya di berbagai sektor, termasuk bidang energi terbarukan, industri, teknologi informasi, komunikasi, pariwisata, bioteknologi, bangunan dan konstruksi, dan lain-lain.
Pada tahun 2021, volume pertukaran perdagangan antara Arab Saudi-China mencapai 80 miliar dolar AS (sekitar Rp1,2 kuadriliun). Sedangkan pada kuartal ketiga tahun 2022, tercatat sebesar 270 juta dolar AS (sekitar Rp4,2 triliun).