Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Usai Diprotes Warga, China Akhirnya Longgarkan Kebijakan Nol-COVID

Ilustrasi aksi protes (Unsplash.com/Cristian Castillo)
Ilustrasi aksi protes (Unsplash.com/Cristian Castillo)

Jakarta, IDN Times - Otoritas China pada Rabu (7/12/2022), mengumumkan beberapa poin yang melonggarkan aturan ketat dari kebijakan nol-COVID-19. Hal itu muncul usai gelombang protes dari masyarakat di beberapa kota.

Dilansir dari Associated Press, beberapa poin dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) memutuskan, bahwa tes COVID-19 dan tagihan kesehatan yang ditampilkan di aplikasi smartphone tidak lagi diperlukan, terkecuali di area rentan seperti institusi pelayanan kesehatan, panti jompo dan lingkungan sekolah. 

Pengumuman itu juga termasuk pengurangan skala lockdown ketat untuk tempat tinggal warga di kawasan bangunan apartemen.

1. Berbagai aturan pelonggaran kebijakan nol-COVID-19

Ilustrasi masyarakat (Unsplash.com/Joshua Fernandez)
Ilustrasi masyarakat (Unsplash.com/Joshua Fernandez)

Dalam pelonggaran kebijakan nol COVID-19, seseorang yang dinyatakan positif COVID-19 diperbolehkan isolasi mandiri di rumahnya.

Selain itu, setiap sekolah yang wilayahnya tidak ada kasus wabah, harus kembali mengadakan pembelajaran tatap muka.

Pengumuman itu imbas dari protes di beberapa kota yang menuntut diakhirinya kebijakan ketat nol-COVID-19. Aturan itu disebut telah mengganggu aktivitas masyarakat dan berdampak pada ekonomi nasional.

Sejauh ini, China berusaha mempertahankan kebijakan itu sembari menjaga kekuatan ekonominya. Akan tetapi, frustasi dari publik telah menekan para pejabat untuk mengakhiri aturan ketat itu. 

"Departemen terkait di semua daerah harus lebih meningkatkan posisi politik mereka ... dan dengan tegas memperbaiki pendekatan yang disederhanakan 'satu ukuran cocok untuk semua'," tulis pernyataan NHC melalui laman resminya, seperti dikutip dari Associated Press.

Adapun kasus COVID-19-19 yang baru dilaporkan di China telah turun, dimana rekor harian sebelumnya melebihi 40 ribu kasus, sekarang menjadi hanya 20.746 pada Rabu. Sebagian besar mereka dinyatakan positif tanpa gejala.

2. Durasi lockdown berubah dan transportasi umum boleh beroperasi

Ilustrasi kereta api komuter (unsplash.com/Soroush Karimi)
Ilustrasi kereta api komuter (unsplash.com/Soroush Karimi)

Terkait pengumuman NHC, lockdown bisa dilakukan tidak lebih dari lima hari, terkecuali ada kasus tambahan yang ditemukan. 

Selain itu, pembatasan terhadap penjualan obat flu akan dicabut dan vaksinasi untuk orang tua akan ditingkatkan.

Lebih lanjut, China akan mencabut aturan kepada perusahaan transportasi dan bisnis yang sebelumnya diharuskan menangguhkan layanannya.

Dari segi keselamatan publik, China tidak akan memblokir pintu darurat pada apartemen, yang sebelumnya dikunci karena aturan lockdown ketat.

Aksi demonstrasi yang dimulai pada 25 November itu muncul usai insiden kebakaran di sebuah gedung apartemen di Urumqi di barat laut, yang menyebabkan setidaknya 10 orang tewas. 

NHC tidak mengaitkan pengumuman itu terhadap insiden kebakaran pada apartemen ataupun gelombang protes yang menuntut diakhirinya kebijakan nol-COVID-19.

3. Beberapa kota mulai longgarkan kebijakan Nol-COVID-19

Ilustrasi bendera China (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)
Ilustrasi bendera China (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Melansir US News, para pejabat China sejauh ini mulai membatalkan pembatasan secara bertahap. Hal itu terlihat dari aktivitas komuter di Beijing dan 16 kota lainnya, dimana pada Senin (5/12/2022), masyarakat diizinkan mengakses bus dan kereta bawah tanpa harus tes PCR COVID-19 dalam kurun waktu sebelum 48 jam.

Selain itu, pusat-pusat industri, termasuk di Guangzhou kembali menjalani aktivitas pasar dan bisnis. Meskipun pembatasan mulai longgar, pergerakan di lingkungan itu masih diawasi agar terhindar kasus infeksi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hana Adi Perdana
EditorHana Adi Perdana
Follow Us