Sebenarnya Toys "R" Us sudah lama mengalami jatuh bangun usaha, apalagi keuntungannya kembali goyah di musim Natal lalu. Penjualan toko yang sama turun 2,5 persen selama sembilan pekan terakhir pada tahun lalu, diliputi permintaan yang lamban dan diskon besar.
"Penutupan ini lebih karena mahalnya uang sewa di area Fifth Avenue," kata Toys "R" Us dalam pernyataan tertulisnya.
Pemasukan yang tak sepadan dengan biaya sewa juga membebani Toys "R" Us, Inc. Salah satu contohnya adalah lokasi FAO Schwarz yang menjadi bagian Toys R Us di depan kawasan eksklusif Hotel Plaza.
Sudah banyak inovasi yang dilakukan oleh pihak Toys "R" Us, tapi tak juga menunjukkan hasil baik. Toys "R" Us harus membayar bunga pinjaman sebesar setengah miliar dollar AS. Sedangkan, total hutang yang diterima perusahaan kurang lebih sebesar 3 miliar dollar AS. Hutang tersebut akan jatuh tempo tahun depan.
Selain Toys "R" Us, ada juga Lego yang mulai mengalami kemunduran. Salah satu hal penyebabnya adalah bisnis online yang mulai dikenal masyarakat. Tidak membutuhkan tempat untuk display dan beban sewa toko, memang membuat banyak orang gencar berbisnis via online.
Apakah kamu bisa membayangkan dunia masa kecil tanpa adanya mainan yang keren dan menarik? Semoga hal serupa tidak terjadi di Indonesia, ya.