ilustrasi sawah (unplash.com/shayanghiasvand)
Lebih rinci, pada sektor pertanian, investasi pada 12 komoditas utama seperti rumput laut, karet, Hasil Pemeliharaan Hewan Lainnya; Ubi kayu; Kopi; Kelapa Sawit; Jasa Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Unggas dan Hasil-hasilnya; Hasil Perkebunan Lainnya; Tebu; Ternak dan Hasil-hasilnya kecuali Susu Segar; Padi.
"Bila masing-masing komoditas tersebut diinvestasikan Rp1 Triliun secara bersamaan, sekitar Rp12 Triliun dapat menciptakan lebih dari 2,7 juta lapangan kerja atau peningkatan PDB sebesar 0.09 persen," ungkap Masyita.
Kemudian pada sektor manufaktur juga menunjukkan potensi besar. Ada 10 komoditas utama pada sektor ini yaitu Alas Kaki; Hasil Pengawetan dan Penyamakan Kulit; Hasil Pemotongan Hewan; Barang-barang dari Kulit; Minuman Tak Beralkohol; Kapal Dan Jasa Perbaikannya; Karet Remah dan Karet Asap; Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan; Produk farmasi; dan Barang-barang hasil industri pengolahan.
"Sektor Manufaktur dapat menciptakan lebih dari 2,1 juta lapangan kerja atau peningkatan PDB sebesar 0.069 persen jika diinvestasikan Rp10 triliun pada 10 komoditas," ucap Masyita.
Di sektor jasa, investasi serupa pada 13 komoditas seperti jasa Pendidikan Pemerintah; Jasa Lainnya; Jasa Dana Pensiun; Jasa Pemerintahan Lainnya; Jasa Kesehatan Pemerintah; Jasa Angkutan Rel; Jasa Pemerintahan Umum; Jasa Pendidikan Swasta; Jasa Keuangan Perbankan; Jasa Lembaga Keuangan Lainnya; Perdagangan Mobil dan Sepeda Motor; Penyediaan Makan dan Minum; serta Jasa Persewaan dan Jasa Penunjang Usaha.
"Dengan stimulus yang sama yaitu Rp1 Triliun per komoditas dapat menciptakan hingga 3,2 juta lapangan kerja, atau meningkatkan PDB sebesar 0.099 persen" beber Masyita.