Ilustrasi transaksi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Meski pemain dari online media masih didominasi asing, namun kontributor terbesar dari ekonomi digital di Indonesia adalah e-commerce. Selain itu, masih ada kontributor lainnya yang juga memberikan pendapatan cukup besar terhadap ekonomi digital Indonesia seperti platform online travel, ride hailing, dan fintech.
Secara keseluruhan, Lutfi mengatakan ekonomi digital Indonesia akan tumbuh pesat, bahkan tumbuh 8 kali lipat di tahun 2030.
"Ekonomi digital kita terutama perdagangan e-commerce termasuk di dalam itu akan tumbuh dari Rp632 triliun pada 2020, akan naik 8 kali lipat menjadi Rp4.531 triliun," tutur dia.
Lebih rinci, nilai transaksi dari e-commerce di tahun 2019 tercatat sebesar Rp302 triliun, dan diprediksi tumbuh menjadi sebesar Rp1.908 triliun pada 2030. Kemudian untuk online travel Rp100 triliun di 2019, diprediksi tumbuh menjadi Rp575 triliun pada 2030.
Sementara itu, untuk online media seperti Netflix dan sejenisnya Rp54,7 triliun pada 2019, dan diprediksi tumbuh menjadi Rp191 triliun pada 2030. Lalu, nilai transaksi ride hailing seperti Gojek, Grab, dan sejenisnya mencapai Rp86,2 triliun pada 2019, dan diprediksi tumbuh menjadi Rp401 triliun di 2030. Begitu juga fintech yang pada 2019 menghasilkan nilai Rp81,49 triliun, diprediksi tumbuh menjadi Rp324 triliun pada 2030.