Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250805-WA0007.jpg
Direktur Prasarana Ditjen Integrasi Transportasi dan Multimoda (Intram) Kemenhub, Sigit Irfansyah (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Intinya sih...

  • TransJakarta beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok situasional

  • Kurangi jumlah kendaraan pribadi yang ke pelabuhan

  • TransJakarta sambut positif usulan kehadiran armada bus mereka ke Pelabuhan Tanjung Priok

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah berupaya mengoptimalkan operasional TransJakarta di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ada beberapa pertimbangan yang menjadi alasan keinginan Kemenhub tersebut.

Hal itu disampaikan langsung Direktur Prasarana Ditjen Integrasi Transportasi dan Multimoda (Intram), Sigit Irfansyah dalam press background di Gedung Kemenhub, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

"Berdasarkan data yang ada, ini di luar penumpang angkutan laut di Tanjung Priok ya. Kendaraan keluar masuk, kendaraan pribadi sekitar 2.000 per hari Yang kedua, sepeda motor mungkin tiga kali lipatnya, sampai 6.000, cukup ramai. Sementara, orang masuk ke dalam tidak ada angkutan umum. Sebagian yang naik motor atau naik mobil itu menggunakan mobil online atau sepeda motor online," tutur Sigit.

1. TransJakarta beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok situasional

ilustrasi TransJakarta (commons.wikimedia.org)

Hal itu pun menjadi ironi, sebab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lewat Dinas Perhubungan memiliki Surat Keputusan (SK) TransJakarta yang menghubungkan Terminal Tanjung Priok ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Sayangnya, hal itu terjadi hanya dalam momen-momen tertentu alias situasional seperti Natal, Tahun Baru, dan Angkutan Lebaran. Artinya, TransJakarta ke Pelabuhan Tanjung Priok hanya beroperasi pada saat dibutuhkan dan ada permintaan.

"Kenapa tidak, kita bikin reguler saja itu, membantu semua. Akhirnya, tadi pagi kami coba ngobrol dengan semua stakeholder yang ada. Mulai dari Pelinduo, mulai dari KSOP, Bea Cukai, dan yang lain yang beroperasi, tapi belum dengan pihak swasta," ujar Sigit.

2. Kurangi jumlah kendaraan pribadi yang ke pelabuhan

Kemacetan akibat antrean kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok. (dok. Pelindo)

Kehadiran TransJakarta hingga Pelabuhan Tanjung Priok ini juga diharapkan mampu mengurangi jumlah kendaraan pribadi di sana. Menurut Sigit, banyak kendaraan pribadi terutama mobil parkir tidak pada tempatnya hingga berlapis-lapis dan mengganggu lalu lintas terutama truk-truk kontainer.

Sigit pun memastikan, keinginan Kemenhub menghadirkan TransJakarta secara reguler menuju Pelabuhan Tanjung Priok pun disambut baik oleh seluruh pemangku kepentingan di pelabuhan.

"Intinya semua teman-teman di sana sepakat, tinggal diatur rutenya, tapi tentunya kalau nanti jadi ini bukan artinya kita ngelarang parkir di sana, ya parkir ditertibkan lah. Gak boleh juga parkir di badan jalan sampai berlapis-lapis. Parkir di ruang parkir yang disiapkan sehingga traffic, bus, kontainer pun lebih aman," tutur Sigit.

3. TransJakarta sambut positif

Potret Halte Transjakarta Cawang, Jakarta Timur (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Selain itu, Sigit memastikan, TransJakarta menyambut positif usulan kehadiran armada bus mereka ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Menurut Sigit, TransJakarta punya trayek 10C yang memang armadanya disiapkan untuk ke Pelabuhan Tanjung Priok sehingga tidak akan terlalu menyulitkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut.

"Mereka siap intinya. Di dalam (pelabuhan) ada rutenya yang lama, tapi akan diperbaiki makanya ada survei detil lagi tahap dua nanti TransJakarta mau lihat. Kedua, ada request armadanya jangan yang besar, yang medium. Jadi gak masalah buat TransJakarta," tutur SIgit.

Editorial Team