Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Erajaya saham ERAA
ilustrasi Erajaya (ERAA) (erajaya.com)

Intinya sih...

  • Strategi diversifikasi bisnis Erajaya Group menjadi faktor utama menjaga stabilitas pertumbuhan ERAA dan ERAL.

  • Tren peningkatan konsumsi masyarakat di akhir tahun menjadi peluang strategis bagi Erajaya Group untuk memperkuat performa kuartal keempat.

  • Performa sembilan bulan pertama 2025 menunjukkan stabilitas kinerja Erajaya Group dengan prospek positif menjelang akhir tahun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan anak usahanya, PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) mencatatkan kinerja positif pad akuartal III-2023 di tengah tekanan biaya operasional. Strategi diversifikasi bisnis di luar lini smartphone mampu menjadi motor pertumbuhan baru bagi grup.

Pada kuartal III-2025, ERAA mencatatkan penjualan sebesar Rp52,36 triliun, naik 7,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Sedangkan ERAL membukukan pendapatan mencapai Rp4,29 triliun, atau tumbuh 25,1 persen yoy.

“Pertumbuhan ini menunjukkan kalau ERAA dan ERAL tetap mampu menjaga kinerja di tengah tekanan biaya,” kata Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama dalam keterangan tertulis kepada IDN Times, dikutip Rabu (5/11/2025).

Ia menilai momentum kuartal IV-2025 akan menjadi peluang penting seiring dengan peluncuran produk baru dan tren belanja akhir tahun yang diprediksi memperkuat kinerja kedua entitas tersebut.

1. Diversifikasi dorong kinerja ERAA dan ERAL tetap tumbuh

Ekspansi bisnis ERAA (Dok. ERAA)

Nafan menjelaskan, strategi diversifikasi bisnis Erajaya Group menjadi salah satu faktor utama yang menjaga stabilitas pertumbuhan. Selain smartphone, lini lifestyle, fashion, dan F&B mulai menunjukkan kontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

“Dengan kontribusi vertikal baru seperti lifestyle dan F&B, margin perusahaan ke depan akan semakin kuat,” ujarnya.

Sementara pada kuartal III-2025, ERAA mencatat laba bersih Rp848,75 miliar dengan pertumbuhan signifikan dari segmen aksesori dan lifestyle yang naik 36 persen, menyumbang 16 persen terhadap total pendapatan. Sementara itu, ERAL mencatat lonjakan penjualan didorong kinerja kuat kategori fashion dan lifestyle IoT, dengan laba bersih mencapai Rp124,6 miliar.

2. Tren belanja akhir tahun jadi peluang strategis

Konsumen antre perdana iPhone 17. (Dok. ERAA)

Menjelang akhir tahun, tren peningkatan konsumsi masyarakat dinilai menjadi peluang strategis bagi Erajaya Group untuk memperkuat performa kuartal IV tahun ini.

“Peluncuran iPhone 17 dan tren belanja akhir tahun akan memperkuat momentum pertumbuhan ERAA dan ERAL,” ujarnya.

Ia menambahkan, peningkatan daya beli konsumen menjelang musim liburan dapat menjadi katalis positif bagi kinerja penjualan kedua perusahaan. Nafan juga menyoroti perubahan perilaku konsumen yang kini lebih fokus pada produk gaya hidup dan pengalaman pelanggan dibanding sekadar perangkat digital.

Menurutnya, hal itu membuka ruang bagi ERAA dan ERAL untuk memperluas portofolio bisnisnya ke segmen bernilai tambah tinggi yang mampu meningkatkan margin jangka panjang.

3. Prospek positif jelang kuartal IV-2025

Ekspansi bisnis ERAA (Dok. ERAA)

Secara keseluruhan, performa ERAA dan ERAL selama sembilan bulan pertama 2025 menunjukkan stabilitas kinerja Erajaya Group dengan prospek positif menjelang akhir tahun. Kuartal akhir secara historis menjadi periode dengan kontribusi laba tertinggi, membuat fokus investor tertuju pada pergerakan hasil penjualan di pengujung tahun.

“Kalau dilihat dari pergerakan harga sahamnya, rata-rata masih defensif, namun tetap menjadi perhatian para investor,” ucap Nafan. 

Dengan pondasi bisnis yang kuat, diversifikasi produk yang meluas, dan momentum pasar yang positif, Erajaya Group diyakini dapat memperkuat posisi sebagai salah satu pemain utama dalam industri ritel teknologi dan gaya hidup di Indonesia.

Editorial Team