Ibrahim menambahkan, perhatian pasar kini tertuju pada hasil pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/Fed). Dia menyebutkan The Fed diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di level 0,5 persen.
Namun, pelaku pasar mulai meningkatkan ekspektasi terhadap kemungkinan sinyal pelonggaran kebijakan yang lebih dovish, terutama setelah data penjualan ritel dan produksi industri AS keluar lebih lemah dari perkiraan.
Dovish adalah sikap bank sentral yang cenderung mendukung pelonggaran kebijakan, seperti menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Fokus investor kini mengarah pada proyeksi pemotongan suku bunga yang akan disampaikan Ketua The Fed, Jerome Powell mengingat dia telah memberi sinyal terkait laju penurunan bunga.
"Powell telah mengisyaratkan laju pemotongan suku bunga yang jauh lebih lambat pada tahun 2025 setelah memangkas suku bunga secara kumulatif sebesar 1 persen hingga tahun 2024," kata dia.