Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Donald Trump (youtube.com/EL PAIS)

Intinya sih...

  • Donald Trump menyatakan komitmennya untuk mengakhiri kebijakan Green New Deal dan mencabut mandat kendaraan listrik guna menyelamatkan industri otomotif AS.
  • Mitra di Mobility Impact Partners, Shay Natarajan, menyebut kebijakan pengurangan insentif untuk kendaraan listrik dapat berdampak signifikan pada industri otomotif.
  • Tindakan Trump mendapat tanggapan beragam dari produsen mobil, beberapa memuji fokus Trump pada kebijakan yang mendukung basis manufaktur yang kuat dan kompetitif di Amerika Serikat.

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan komitmennya untuk mengakhiri kebijakan Green New Deal dan mencabut mandat kendaraan listrik guna menyelamatkan industri otomotif negaranya.

Dia menegaskan langkah tersebut sebagai bentuk pemenuhan janji kepada pekerja otomotif Amerika, sembari menjamin kebebasan konsumen untuk memilih kendaraan sesuai keinginan.

Trump optimistis kebijakannya itu akan mendorong pembangunan industri otomotif di AS pada tingkat yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada para pekerja otomotif atas dukungan mereka.

"Kita akan mengakhiri Green New Deal dan mencabut mandat kendaraan listrik, menyelamatkan industri otomotif kita dan memenuhi janji suci saya kepada para pekerja otomotif hebat Amerika," kata Trump dalam pidato pelantikannya, dilansir CBS News Rabu (22/1/2025).

1. Dampak rencana Trump bagi industri kendaraan listrik

potret logo Tesla (unsplash.com/Michael Förtsch)

Mitra di Mobility Impact Partners, Shay Natarajan menyebut kebijakan pengurangan insentif untuk kendaraan listrik dapat berdampak signifikan pada industri otomotif.

Dia mengkhawatirkan penurunan permintaan kendaraan listrik, seperti yang terjadi di Jerman, dapat membuat pabrik kendaraan listrik dan baterai menjadi investasi mahal yang tidak sepenuhnya dimanfaatkan.

“Sumber dana federal untuk manufaktur kendaraan listrik dan baterai akan lebih sulit diakses, meningkatkan risiko modal terjebak pada proyek manufaktur yang sedang berlangsung,” tambah Natarajan dilansir The New York Times.

2. Industri bahan bakar fosil mengapresiasi rencana Trump

Ilustrasi kilang minyak (riau.go.id)

Langkah Trump mendapat sambutan positif dari perwakilan industri bahan bakar fosil, meskipun dikecam oleh pemerhati lingkungan yang menilainya sebagai kemunduran besar dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara perkotaan.

Presiden American Petroleum Institute, Mike Sommers menyebut keputusan Trump sebagai hari baru bagi energi Amerika. Dia mengapresiasi upaya Trump membuka jalan untuk penerimaan minyak dan gas alam AS tanpa pembatasan.

“Kami memuji Presiden Trump karena dengan cepat membuka jalan baru di mana minyak dan gas alam AS diterima, bukan dibatasi," tuturnya.

3. Produsen mobil memberikan komentar yang beragam

ilustrasi mobil Jeep (pexels.com/ahmad syahrir)

Tindakan Trump mendapat tanggapan beragam dari produsen mobil. Beberapa menyambut baik kebijakan tersebut, sementara lainnya memilih bersikap netral.

Stellantis, perusahaan induk Dodge, Jeep, Ram, dan Chrysler, memuji fokus Trump pada kebijakan yang mendukung basis manufaktur yang kuat dan kompetitif di Amerika Serikat.

“Fokus jelas Presiden Trump pada kebijakan yang mendukung basis manufaktur yang kuat dan kompetitif di AS sangat positif,” kata Stellantis.

CEO General Motors, Mary T. Barra juga memberikan ucapan selamat melalui platform X dan menyatakan kesiapan perusahaan untuk bekerja sama dalam memperkuat industri otomotif nasional.

"Menantikan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam memperkuat industri otomotif AS," ujarnya.

Sementara itu, tidak ada indikasi Elon Musk, CEO Tesla sekaligus kepala Departemen Efisiensi Pemerintah versi Trump, menggunakan pengaruhnya untuk melawan kebijakan yang dianggap sebagai serangan terhadap kendaraan listrik.

Tesla, yang menguasai hampir separuh pasar kendaraan listrik di AS dan bergantung pada kredit pajak 7.500 dolar AS, belum memberikan komentar terkait langkah tersebut.

Editorial Team