Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/WhiteHouse)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/WhiteHouse)

Intinya sih...

  • Pertemuan tindak lanjut dari pembicaraan telepon Trump-Xi pada September.

  • China importir kedelai terbesar AS, namun beralih ke Brasil karena perang dagang.

  • Perang dagang AS-China menyebabkan Beijing beralih ke Brasil sebagai balasan atas tarif tinggi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan kedelai akan menjadi topik utama pembicaraan ketika ia bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam empat minggu lagi. Diperkirakan, ia kan mendesak Xi untuk meningkatkan impor produk AS tersebut.

"Para petani kedelai di negara kita dirugikan karena China, hanya untuk alasan bernegosiasi, tidak membeli," kata Trump dalam unggahannya di media sosial Truth, pada Rabu (1/10/2025), dikutip dari NHK News.

Kedua pemimpin diperkirakan akan bertemu di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), yang akan digelar mulai 31 Oktober di Gyeongju, Korea Selatan.

1. Pertemuan yang merupakan tindak lanjut dari pembicaraan telepon Trump-Xi

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (kiri) dan bendera China. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Pada September, Trump melakukan panggilan telepon dengan Xi, dan keduanya sepakat untuk bertemu langsung. Saat itu, Trump mengklaim bahwa ia dan Xi membuat kemajuan dalam sejumlah isu utama, termasuk perdagangan dan menyetujui kesepakatan terkait operasi TikTok di AS.

Menurut Trump, panggilan telepon tersebut berlangsung hampir dua jam. Hal ini menandai interaksi kedua mereka yang diketahui sejak Presiden AS tersebut kembali menjabat pada Januari. Selama masa jabatan keduanya itu, Trump belum bepergian ke Asia atau bertemu langsung dengan Xi, dilansir Kyodo News.

2. China importir kedelai terbesar AS

Ilustrasi pertanian kedelai. (unsplash.com/James Baltz)

Menurut data Departemen Pertanian AS, China adalah importir kedelai Amerika terbesar pada 2024. Washington mengekspor kedelai senilai hampir 24,5 miliar dolar AS (sekitar Rp407 triliun) dan Beijing menyumbang lebih dari 12,5 miliar dolar AS (Rp207,6 triliun). Namun, awal tahun ini impor kedelai China dari AS menurun drastis karena dua ekonomi terbesar dunia itu terlibat dalam perang dagang yang saling berbalas.

Tahun ini, China belum membeli kedelai lagi sejak Mei, dan mengalihkan pembeliannya ke kedelai Brasil. Hal ini membuat petani kedelai AS berada dalam situasi sulit karena tarif balasan Beijing atas impor Washington.

Petani kedelai Amerika khawatir bukan hanya mengenai panen tahun ini, tetapi juga kelangsungan bisnis mereka dalam jangka panjang. Sebab, kedelai merupakan ekspor pangan utama AS, yang mencakup sekitar 14 persen dari seluruh produk pertanian yang dikirim ke luar negeri.

Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, tidak menjawab pertanyaan spesifik tentang pembelian kedelai. Namun, pihaknya mendesak AS untuk bekerja sama dengan China.

"Inti dari kerja sama ekonomi dan perdagangan China-AS adalah saling menguntungkan yang didasarkan pada keuntungan bersama, bukan saling merugikan," kata Liu, dikutip dari AP News.

3. Perang dagang AS-China, sebabkan Beijing beralih ke Brasil

Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Beijing memboikot kedelai sebagai balasan atas tarif tinggi yang dikenakan Trump pada barang-barang China dan untuk memperkuat posisinya dalam negosiasi atas kesepakatan perdagangan keseluruhan yang baru. Beijing juga merespons dengan tarifnya sendiri, yang kini mencapai 34 persen untuk kedelai AS. Alhasil, kedelai dari negara lain menjadi lebih murah di Negeri Tirai Bambu.

Para pejabat AS-China telah mengadakan empat putaran perundingan perdagangan sejak Mei hingga September. Putaran perundingan berikutnya diperkirakan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang, tetapi belum ada kemajuan yang dilaporkan terkait kedelai.

Sejak 1990-an, industri kedelai AS berkembang pesat sebagai tanggapan atas permintaan China. Saat it, Beijing memulai pertumbuhan ekonominya yang pesat dan beralih ke produsen asing, guna membantu memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.

Akan tetapi, saat pemerintahan pertama Trump melancarkan perang dagang pertamanya pada 2018, China beralih ke Brasil. Menurut data Bank Dunia, kedelai Brasil menyumbang lebih dari 70 persen impor China pada tahun lalu, dan pangsa AS turun menjadi 21 persen. Argentina dan negara-negara Amerika Selatan lainnya juga menjual lebih banyak kedelai ke China.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team